Argentina Berkabung Dua Hari
Jumat, 24 Februari 2012 – 10:15 WIB
Namun, Ruben Sobrero dari serikat kerja, membantah kesaksian penumpang. Dia memastikan bahwa rem maupun semua sistem kereta berada dalam kondisi normal. "Kereta ini baru meninggalkan bengkel kemarin (Senin lalu, Red). Remnya berfungsi dengan sangat baik. Setahu kami, kereta telah berhenti di beberapa stasiun sebelumnya," ungkapnya dalam wawancara dengan Radio La Red.
Schiavi pun memberikan pernyataan yang sama dengan Sobrero. Berdasar data di lapangan, kereta memang sempat memperlambat laju sekitar 40 meter sebelum mencapai titik kecelakaan. "Kereta mengurangi kecepatan dari sekitar 50 kilometer per jam menjadi 20 kilometer per jam. Tetapi, kita tidak tahu apa yang terjadi setelah itu," ungkapnya.
Trains of Buenos Aires (TBA), perusahaan operator kereta nahas itu, mengakui bahwa mereka cukup kewalahan melakukan perawatan. Sebab, sebagian besar kereta yang mereka operasikan adalah hibah dari negara-negara maju. Salah satunya adalah kereta Toshiba Classic buatan Jepang pada 1960-an. TBA juga kesulitan biaya karena terlalu murahnya harga tiket kereta di Argentina.