Arisan Seks Mengguncang, Petinggi Daerah Perdebatkan Data
jpnn.com - LIMAPULUHKOTA- Kasus arisan seks yang terjadi di Ranah Minang, tepatnya nan merambah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, sudah mengguncang dan memicu banyak komentar.
Dari sumber langsung JPNN di sekitar daerah tersebut menjelaskan, fenomena arisan seks ini memang mulai ramai dibicarakan. Dari yang dia dengar, kejadian ini sudah terjadi lama, namun baru kini terungkap.
Arisan seks ini melibatkan 3 sampai 4 pasangan dalam satu kelompok. "Arisan dikocok untuk mencari tandem (pasangan). Jadi 'tukar-tukar' rasa dan selera. Terungkap ke publik mungkin karena ada yang hamil. Kami cukup resah dengan kejadian ini," kata sumber JPNN yang enggan namanya dipublikasikan.
Soal ini, Kapolres Limapuluh Kota AKBP Cucuk Trihono, belum bisa berkomentar banyak. Kapolres mengaku belum menemukan data, seperti yang sempat dibahas dalam diskusi Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lembaga sosial setempat.
Dalam pertemuan itu diulas soal arisan seks dan kemudian menyusul munculnya dugaan 200 perempuan hamil di luar nikah. "Kalau ditemukan persoalan-persoalan sosial seperti itu di Limapuluh Kota, kami pasti akan melakukan penindakan. Namun sampai sekarang belum kami temukan," kata Cucuk Trihono kepada Posmetro Padang (Grup JPNN), Jumat (2/5).
Polres, lanjut Cucuk, juga akan senang jika digandeng untuk menyibak satu permasalahan. "Kalau ada permasalahan dan ada yang mau melapor, ya kami bersedia menindaklanjutinya, waktu kami terbuka 24 jam," sebutnya, menanggapi rencana Ketua MUI, LKAAM dan lembaga lainnya yang akan menghadap Polres.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Limapuluh Kota Desri, mengaku prihatin dan sangat terkejut dengan temuan 'Arisan Seks' tersebut. "Saya prihatin sekaligus terkejut. Sebab dalam data yang saya punya tidak ada siswa arisan seks. Apalagi ada pelajar hamil 200 orang di luar nikah. Data dari mana itu?," tanya Desri.
Desri mengatakan, akan melakukan cross check kepada Dinas Kesehatan terkait adanya data 200 orang hamil di luar nikah. "Kita harus bicara data, dari mana asal data pelajar hamil 200 orang di luar nikah, kalau usia belajar mungkin. Jadi saya akan minta data itu kepada Dinas Kesehatan, siapa nama orangnya, dimana tinggalnya, pelajar atau bukan, siapa nama orangtuanya. Tidak ada data Dinas Pendidikan mengeluarkan anak sekolah hamil di luar nikah sebanyak 200 orang itu, kalau 1, 2 ada saya akui dan itu saya rasa dimana-mana ada," sebut Desri.