Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Arus Globalisasi Deras, Ketua MPR Ajak Lestarikan Nilai-Nilai Kearifan Lokal

Selasa, 22 Desember 2020 – 14:05 WIB
Arus Globalisasi Deras, Ketua MPR Ajak Lestarikan Nilai-Nilai Kearifan Lokal - JPNN.COM
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: Humas MPR.

“Sebagai kampus yang berbasiskan agama, tantangan ke depan tidak hanya dalam hal memperjuangkan dharma sebagai nafas kampus, melainkan juga mempertahankan, menjaga dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal di tengah derasnya gempuran arus globalisasi," ujar Bamsoet.

Ketua umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menilai sebagai representasi 'wajah pariwisata' Indonesia, Bali menjadi pusaran arus peradaban yang masuk melalui kehadiran jutaan wisatawan domestik maupun  mancanegara.

Kehadiran wisatawan memang telah menyumbangkan kontribusi penting dalam memajukan perekonomian. Namun juga harus menyadari bahwa pariwisata bisa menjadi pintu masuk bagi berbagai paham, yang jika tidak disikapi dengan hati-hati, dapat menggerus nilai-nilai kearifan lokal bangsa.

"Daya tarik Bali tidak hanya dari keindahan alamnya, tetapi juga dari keramahtamahan penduduk dan kekhasan adat istiadat serta budaya, yang sangat kental diwarnai nilai-nilai ajaran agama Hindu,” katanya.

Nah, Bamsoet berujar, di sinilah peran penting UHN I Gusti Bagus Sugriwa sebagai institusi akademis yang lekat dengan agama Hindu untuk menjaga, mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal tersebut melalui implementasi dharma perguruan tinggi.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, nilai-nilai keagamaan merupakan fitrah kebangsaan yang diwariskan para founding fathers. Karena itu, katanya, tidak boleh ada pengingkaran dalam bentuk apa pun terhadap fitrah kebangsaan tersebut. Saat ini, Bamsoet menegaskan, di Indonesia telah diakui enam agama di samping masih ada puluhan aliran kepercayaan yang ada.

"Keberagaman kehidupan beragama merupakan kekayaan heterogenitas yang kita miliki sebagai sebuah bangsa. Karena dari sekitar 270 juta penduduk Indonesia, terdapat 733 bahasa dan 1.340 suku, yang hidup tersebar di kepulauan Nusantara," jelas Bamsoet.

Wakil ketum Pemuda Pancasila ini menerangkan isu agama mempunyai sensitivitas yang tinggi yang kalau tidak dikelola dengan baik, dapat tumbuh menjadi konflik horisontal, serta dijadikan sebagai media  untuk memecah belah dan mengadu domba di antara sesama anak bangsa.

Bamsoet mengatakan penerbitan perpres tersebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan manifestasi pengakuan dan penghormatan negara atas keberagaman dan kemajemukan bangsa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close