Arwin Rasyid Beberkan Dua Tantangan Besar Perbankan di Era 5G
jpnn.com, JAKARTA - Teknologi telah mengubah kehidupan, mengubah wajah industri dan peradaban. Tak terkecuali perbankan.
Sebagai mantan bankir, yang juga pernah memimpin PT Telkom tepat saat Indonesia memasuki era 3G, Arwin Rasyid melihat potensi ponsel yang luar biasa, tak hanya menjadi alat telekomunikasi namun juga alat transaksi keuangan.
Visi tersebut dia wujudkan setelah bertugas di Telkom dan menjadi CEO Bank CIMB Niaga. Ia bertekad membawa Bank CIMB Niaga menjadi salah satu bank digital terkemuka di Indonesia.
Salah satu produk digital legacy dan pionir CIMB Niaga di era Arwin Rasyid adalah: Rekening Ponsel, sebuah dompet digital (e-wallet) perbankan pertama di Indonesia bahkan Asia yang menggunakan Nomor Ponsel sebagai Nomor Rekening.
Namun, menjadi yang pertama ternyata tidak serta merta menjadi yang terbesar. Dompet digital yang kini menguasai pasar digital payment ternyata tak ada satu pun yang dimiliki perbankan, justru perusahaan Fintech.
Sebut saja: Gopay, DANA, dan OVO. Mereka tidak hanya berhasil memberikan layanan keuangan digital melalui ponsel dan tablet yang nyaman, mudah dan cepat bagi para penggunanya, tetapi mereka juga berhasil menghimpun dana termurah dengan bunga 0% dari masyarakat, yang merupakan dambaan industri perbankan.
Lalu bagaimana perbankan harus menyikapi perkembangan bisnis fintech ke depan?
Itulah pertanyaan besar yang ingin dijawab Arwin Rasyid dalam bukunya yang berjudul: “Digital Banking Revolution-Belajar dari Digital CIMB Niaga & Tips Bertahan di Era Fintech”.