AS Remehkan Ancaman Korut
Resolusi itu direspons Jong-un dengan ancaman serangan ke AS. Selasa (8/8) Trump lantas bereaksi dan menyebut akan menghadapi Korut dengan fire and fury alias kemarahan luar biasa.
Pyongyang kembali terpicu. Kemarin (9/8) mereka mengklaim akan meluncurkan senjata misil jarak menengahnya, Hwasong-12, ke Guam. Pulau yang masuk teritorial AS tersebut menjadi lokasi dua pangkalan militer AS. Yaitu, Andersen Air Force Base dan Naval Base Guam.
”AS harus ingat, jika ada tanda-tanda AS memulai perang, pasukan militer DPRK akan menjadikan AS sebagai pertunjukan perang nuklir,” bunyi pernyataan yang dilansir KCNA.
Beberapa analis menyatakan, dua negara mungkin bakal menahan diri. Korut harus berpikir dua kali jika menyerang AS. Sebab, jika dibalas habis-habisan, mereka bakal hancur.
Di lain pihak, Washington juga bakal berupaya agar ancaman Korut tidak menjadi kenyataan. Sebab, tidak ada yang tahu sampai di mana sebenarnya kemampuan misil dan nuklir Pyongyang. Yang jelas, daya jangkau Hwasong-12 itu memang bisa sampai ke Guam.
Sementara itu, dua pemimpin negara perang berkomentar, tidak ada kepanikan di Guam setelah ancaman dari Korut. Penduduk tetap melakukan kegiatan seperti biasa. Meski begitu, sebagian di antara mereka tetap waswas.
”Saya harus memastikan barang-barang untuk situasi darurat sudah siap jika saja Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyatakan kami harus bersiap (diserang Korut). Saya memonitor situasi,” ujar Chuck Hambley, salah seorang penduduk. (Reuters/CNN/Aljazeera/USAtoday/sha/c6/any)