Asal Faktual, Iklan Jokowi di Bioskop Tak Perlu Disoal
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menilai, manajemen komunikasi pemerintah masih perlu mendapat perhatian serius dari presiden untuk dibenahi.
Emrus menyatakan pandangannya menyikapi pro-kontra iklan pembangunan bendungan yang ditayangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di bioskop-bioskop.
"Bila menelisik perspektif yang kontra, mereka mengemukakan argumentasi iklan itu sebagai bagian kampanye terselubung dari salah satu kandidat bakal calon presiden (Jokowi) di Pilpres 2019," ujar Emrus di Jakarta, Jumat (14/9).
Menurut pengajar di Universitas Pelita Harapan ini, argumentasi tersebut bisa dipahami. Karena Indonesia memasuki tahun politik. Iklan juga ditayangkan setelah dua pasangan bakal calon presiden mendaftar ke KPU.
Argumentasi pihak yang pro terhadap pemerintah, kata Emrus, juga cukup masuk akal. Dikatakan, iklan tersebut bukan bagian dari kampanye, tapi kewajiban pemerintah menyampaikan keberhasilan program pembangunan kepada seluruh rakyat Indonesia.
"Saya kira, argumentasi ini juga sangat benar. Makanya, saya menyimpulkan yang kurang tepat itu momentumnya saja, sehingga memberi peluang menimbulkan polemik," katanya.
Lebih lanjut Direktur Eksekutif EmrusCorner ini mengatakan, dalam manajemen komunikasi, persoalan penciptaan waktu penyampaian pesan tidak kalah pentingnya dengan menyusun pesan itu sendiri.
Di sinilah kemudian, peran Kominfo sangat dibutuhkan. Agar penyampaian sebuah pesan menjadi efektif. Emrus menyayangkan, perdebatan soal penayangan iklan tersebut tidak membahas kandungan fakta dan data yang tersaji di dalamnya.