Asosiasi Resah Ojol Bakal Dibatasi, Imbas Teror Bom di Polrestabes Medan
jpnn.com, JAKARTA - Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia merasa resah atas teror bom bunuh diri di Polrestabes Medan, oleh terduga pelaku yang mengenakan jaket ojek online.
Mereka khawatir, imbasnya pada pembatasan gerak dan akses driver ojek online seluruh Indonesia di tempat-tempat umum maupun perkantoran.
"Teman-teman driver ojek online resah karena nantinya akses dan gerak mereka dibatasi, khususnya ketika datang ke pusat-pusat perbelanjaan atau perkantoran di mana ojek online membeli orderan makanan atau mengantarkan kiriman barang ke perkantoran dan tempat-tempat umum," ujar Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia, Igun Wicaksono di Jakarta, Rabu.
Selain itu, Igun menambahkan bahwa dengan adanya peristiwa terorisme bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan yang mana terduganya mengenakan atribut ojek online, dikhawatirkan menimbulkan stigma negatif masyarakat terhadap driver ojek online.
Garda Indonesia berharap, jangan sampai ada pembatasan terhadap driver ojol ke depannya.
"Kita menyarankan kepada teman-teman untuk bersikap tenang, jangan terlalu diresahkan dan serahkan semua hal ini kepada pihak yang berwajib karena kita tidak mengetahui apakah terduga merupakan ojek online atau bukan," kata Igun.
Menurut Igun, sebetulnya pihak perusahaan aplikator sendiri telah melakukan seleksi dan perekrutan yang sangat ketat terhadap driver ojol.
Handphone driver ojek online sendiri selain sebagai alat komunikasi dan pemesanan, juga berperan sebagai alat identitas bagi driver itu sendiri.