Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Astaga, Empat Pelajar Sekap dan Siksa Bocah

Sabtu, 01 Maret 2014 – 13:06 WIB
Astaga, Empat Pelajar Sekap dan Siksa Bocah - JPNN.COM

Diceritakan Sujoko, jarak dari rumahnya di Jl Macan Lindungan Lorong Tunggal III, RT 01, Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan IB I Palembang ke lokasi kejadian dan penyekapan Jl Inspektur marzuki belakang Lapas Klas I A Pakjo, Kelurahan Siring Agung Kecamatan IB I memang cukup jauh.

Selama ini anaknya memang kerap main warnet, sehingga pernah diajak oleh salah satu temannya untuk bermain di kawasan Pakjo dekat lokasi itu.

“Datang tukang ojek bawak anak aku rai lah memar. Dio ngaku sudah digebuki dan diborgol, disetrum dengan alat, disundut pakai rokok, dipanggang dengan besi panas diancam pakai senpi dan dipukul pakai kayu balok,”kata Sujoko.

Akibatnya, korban yang masih duduk dibangku kelas IV Sekolah Dasar itu mengalami sejumlah luka ditubuhnya, diantaranya benjol di kening, beret di alis, lebam, mata kanan luka, bibir bawah luka, pinggang dan punggung.

“Sebelumnyo pernah kesitu dengan kawannyo naik angkot. Nah, kabarnyo pas dio kesitu ado yang kehilangan duit. Pas kesitu lagi hari Sabtu tu,mungkin budak ni dendam apo cakmano jadi pas anak aku ni nak makan nasi goreng dio dikejar dan ditangkap,”beber Sujoko.

Setelah mengalami penyiksaan, korban akhirnya berhasil kabur memanfaatkan kelengahan tersangka yang tengah tertidur. Ia membuka sendiri borgol dan membuka pintu rumah lalu meminta pertolongan dengan warga yang ada. Pengakuan berbeda muncul dari orangtua Dimas salah satu tersangka penyekapan. Umar (44) menyebut anaknya kesal dengan ulah korban yang mencuri uangnya sebesar Rp60 ribu. Kekesalan itulah yang membawa Dimas cs membawa korban ke rumah untuk dimintai pertanggungjawaban.

“Rafli itu sebelumnya pernah datang kerumah anak kami itu karena kenalnya di game centre. Datang diantar oleh kawan Dimas, Bobi namanya. Dua hari nginap disana sudah dianggap adik sendiri , dikasih makan dan dimandikan. Tapi pas pulang, uang Dimas hilang diambilnya (Rafli),”kata Umar.

Umar juga membantah jika anaknya dikatakan melakukan penyekapan. Sebab menurutnya tetangga mengetahui jika Rafli kerap datang kerumah Dimas. “Tidak mungkin disekap namanya kalau orang dan tetangga tahu dia suka datang  ke rumah kami,”pungkas Umar asli warga OKI ini. (aja)

PALEMBANG – Aparat unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Palembang pimpinan Ipda Imelda Rahmat berhasil mengungkap

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close