Astaga, Pengungsi Rohingya Tewas Berebut Bantuan Makanan
Sistem distribusi bantuan makanan dari penduduk lokal itu sangat berbahaya. Tapi, para pengungsi tak peduli. Mayoritas sudah gelap mata. Mereka lapar dan hanya memiliki baju yang melekat di badan.
Semua harta benda mereka terpaksa ditinggal di Rakhine. Hujan yang mulai turun juga menambah penderitaan pengungsi karena tempat tinggal mereka tak layak sama sekali.
Akibatnya, banyak pengungsi yang sakit. Dalam kurun waktu sejam, rumah sakit bisa melayani lebih dari 50 pasien Rohingya.
Ambler mengungkapkan, bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya memang terbatas. Karena itu, yang diprioritaskan adalah ibu hamil, anak-anak, dan lansia.
Padahal, di lapangan ada 409 ribu pengungsi baru. Hampir seluruhnya membutuhkan bantuan makanan, obat, dan pakaian.
’’Kami tidak bisa mengatasi seluruh pengungsi yang ada saat ini. Saya tidak tahu bagaimana kami akan mengatasinya jika masih ada yang bakal berdatangan lagi,’’ terangnya. (CNN/DhakaTribune/sha/c19/any)