Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Asyik Bikin Boneka Kontemporer

Sabtu, 25 Oktober 2014 – 11:32 WIB
Asyik Bikin Boneka Kontemporer - JPNN.COM
KREASI KERTAS: Okto Cornelius, anggota Papermoon Puppet Theatre, menunjukkan puppet kepada peserta workshop. (Dimas Alif/Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA – Tangan gesit mereka mulai merangkai satu per satu rotan. Mereka menambal, menyambung, mengikat, dan merantai menjadi sebuah kerangka. Diawali rangka tubuh bagian atas, bagian bawah, lalu dilanjutkan dengan alat gerak. Pembuatan boneka itu ternyata sederhana. Bahannya juga mudah didapat.

Ya, Jumat (24/10) Papermoon Puppet Theatre, kelompok seni asal Jogjakarta, memberikan ilmu. ’’Bikin boneka itu nggak susah. Hanya dengan kertas koran, gestur geraknya sudah bisa dihasilkan,’’ ungkap Octo Cornelius, salah seorang anggota teater boneka kontemporer tersebut.

Teater boneka yang sudah berkelana ke berbagai negara itu kemarin membagikan teknik dasar pembuatan boneka kayu di Jurusan Desain Produk Industri Institut Teknologi 10 Nopember (ITS). Mereka juga menumbuhkan semangat untuk berkreasi lewat media kertas.

Menurut dia, seni puppet kontemporer di Indonesia sangat jarang dan mungkin merekalah satu-satunya. Sambil menerangkan cara membuat kerangka tubuh, dia mengungkapkan bahwa ide pembuatan boneka datang dari Maria Trisulistiani dan Iwan Effendi, pendiri Papermoon Puppet Theatre. ’’Dulu mereka mencari cara untuk menghibur anak korban gempa pada 2006 di Jogja. Lalu, tercetuslah untuk membikin boneka itu,’’ jelas Octo sambil membantu peserta merekatkan kerangka.

Pada workshop yang diselenggarakan Design It Yourself Surabaya (DIYSUB) itu, Papermoon memboyong karakter Tala. Boneka tersebut pernah dipentaskan di Festival Salihara, Jakarta, dalam kisah Surat ke Langit pada September lalu.

Sama dengan desain boneka yang dibuat kemarin, karakter Tala terbuat dari kertas. Rangka kayu untuk menopang tubuhnya berukuran besar. Menurut dia, kertas dipilih sebagai bahan karena mudah didapat dan dibentuk. ’’Kertasnya diremas-remas, lalu ditambahkan lem kayu untuk perekat. Jadilah kepala boneka,’’ ujarnya.

Selama workshop tiga jam itu, tangan para peserta bergelut dengan rotan, lem kertas, lem tembak, tali webbing, dan kertas koran sebagai bahan utama. ’’Rotan cukup mudah dibentuk dan dilengkungkan jadi rangka badan,’’ terangnya.

Tahap utama pembuatan boneka tersebut adalah penyusunan kerangka tubuh bagian atas. Rotan harus dilengkungkan. Butuh waktu yang tidak sebentar. Apalagi bagi pemula. Terkadang, menurut dia, orang terlalu asyik membuat kepala hingga lupa membikin rangka badan. Setelah itu, barulah kedua rangka, yakni atas dan bawah, dikaitkan dengan taliwebbing.

SURABAYA – Tangan gesit mereka mulai merangkai satu per satu rotan. Mereka menambal, menyambung, mengikat, dan merantai menjadi sebuah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News