Asyiknya Menikmati Program Wisata Homestay di Kampung Malaysia
Ada Spa Lumpur dan Gigitan Lintah di SungaiJumat, 06 Agustus 2010 – 07:07 WIB
Model wisata pedesaan di Malaysia tersebut ternyata dirintis sejak 1996. Program turisme itu sebenarnya juga pernah dikembangkan di Jogjakarta dengan Desa Wisata-nya. Bedanya, di Malaysia disokong penuh kementerian pariwisata, sedangkan di Indonesia kurang. Promosi, fasilitas, dan pengembangan sumber daya pendukung program homestay di Malaysia diberikan secara berkesinambungan.
Menurut Wakil Menteri Pelancongan Dr Datuk James Dawos Mamit, Malaysia kini bergiat mengembangkan wisata yang lebih berorientasi mengangkat ekonomi rakyat sekaligus mengenali kehidupan alami di pelosok Malaysia. Itu dilakukan untuk mencapai target 38 juta wisatawan hingga 2020.
Dalam konteks itulah, Dawos menguraikan empat bidang yang digarap Kementerian Pelancongan Malaysia dengan mengkhususkan pada minat dan pasar yang ada. "Untuk turis-turis dari Jepang, kami kembangkan wisata lifestyle. Dari Korea, kami kembangkan wisata belajar bahasa Inggris. Indonesia dengan wisata belanja, pengobatan, dan homestay serta pertukaran pelajar," jelas pejabat yang senang lagu-lagu ST12 dan Letto itu ketika menerima rombongan peserta homestay dari Indonesia.