Australia Bantu Kaji Pemicu Gempa Papua Nugini
Sering dengan pihak berwenang di Papua Nugini mulai mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai skala kerusakan yang disebabkan oleh gempa berkekuatan 7,5 skala Richter yang mengguncang pada 26 Februari lalu, muncul desakan agar pemerintah untuk melakukan penyelidikan formal mengenai apa penyebab dari gempa tersebut.
Gempa susulan terus-menerus mengguncang masyarakat yang sudah ketakutan, dan banyak orang terlalu takut untuk kembali ke rumah mereka karena tanah longsor terus berlanjut.
Jumlah pasti dari korban tewas akibat gempa Papua Nugini masih belum diketahui, namun jumlah kematian yang dilaporkan telah meningkat di atas 100.
Spekulasi masih marak beredar di kalangan masyarakat yang terdampak bencana ini bahwa gempa tersebut dipicu oleh aktivitas perusahaan minyak dan gas di wilayah mereka.
Perusahaan terbesar yang beroperasi di kawasan ini adalah perusahaan joint venture PNG LNG yang dioperasikan oleh Exxon Mobil PNG, yang memiliki fasilitas pemrosesan dan produksi gas di Hela, di propinsi yang ada di dataran selatan dan dataran tinggi barat, seluruh kawasan ini terdampak parah dari gempa tersebut.
Gubernur Provinsi Hela, Philip Undialu, meminta penyelidikan untuk menghapus dugaan terhadap Exxon Mobil PNG.
(Dipasok)
Perdana Menteri Peter O'Neill mengatakan kepada media lokal bahwa dia telah meminta Pemerintah Federal Australia untuk melakukan pengkajian independen terhadap penyebab gempa tersebut, dan telah mendapatkan jaminan bahwa pekerjaan itu akan segera dimulai.
PM Peter O'Neill mengatakan kepada surat kabar Post Courier bahwa tidak ada bukti bahwa proyek eksplorasi dan pengembangan minyak dan gas telah menyebabkan gempa tersebut.
Dia mengatakan itu adalah peristiwa yang tidak biasa, meski belum pernah terjadi sebelumnya, dan dia tahu orang-orang khawatir dengan apa yang menyebabkan penghancuran tersebut.
Seorang juru bicara DFAT mengatakan bahwa Pemerintah Federal Australia, melalui Geoscience Australia, telah menyetujui permintaan tersebut "untuk memberikan saran mengenai dasar ilmiah dari gempa dan aktivitas seismik di wilayah ini."
Geoscience Australia mengatakan kepada ABC dalam sebuah pernyataan bahwa penilaian dilakukan sejak gempa "menunjukkan bahwa pemahaman sebelumnya tentang bahaya seismik meremehkan tingkat risiko."
Dikatakan Papua Nugini harus menyelidiki solusi termasuk standar bangunan dan konstruksi yang lebih ketat, yang akan membantu masyarakat untuk menghadapi potensi bencana di masa depan.