Australia Berencana Hentikan Ekspor Sampah Daur Ulang
Australia akan berupaya melarang sampah daur ulang untuk diekspor ke luar negeri, setelah adanya pertemuan para pemimpin lokal dan federal negara itu di Cairns, Queensland.
Poin utama:
• Para pemimpin politik di Australia berkomitmen untuk menghapuskan ekspor sampah daur ulang• Tahun lalu, Australia mengekspor 4,5 juta ton sampah, menimbulkan biaya miliaran dolar bagi negara bagian dan teritori
• Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan itu "sampah kita, tanggung jawab kita"
Larangan itu tak akan berlaku segera. Namun semua tingkat pemerintahan di sana memberi kesempatan bagi para menteri lingkungan untuk menentukan jangka waktu agar plastik, kertas, logam dan kaca dikeluarkan dari sistem limbah yang lebih luas.
Pekan lalu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison memberi tahu rekan-rekannya, memeringatkan bahwa mereka harus berbuat lebih banyak untuk mengatasi meningkatnya jumlah sampah yang bisa didaur ulang, yang berakhir di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) atau dikirim ke luar negeri.
Pada tahun keuangan terakhir, Australia mengekspor hampir 4,5 juta ton sampah ke luar negeri - terutama ke negara-negara Asia - dengan biaya sekitar $ 2,8 miliar (atau setara Rp 28 triliun) dari anggaran negara bagian dan teritori.
Australia hanya mendaur ulang 12 persen plastik, dan sisanya masuk ke TPA.
Dalam beberapa bulan terakhir, negara-negara seperti Tiongkok, Malaysia dan Indonesia telah berupaya melarang negara-negara maju untuk mengirim sampah yang terkontaminasi ke negara mereka.
"Ini adalah sampah kita, dan ini adalah tanggung jawab kita," kata Morrison dalam konferensi pers pasca pertemuan tersebut.