Awalnya Jokowi Kalem, Bercanda, Lantas Nada Tinggi
Nada Jokowi semakin tinggi saat membeberkan fitnah yang menyerang pribadinya. Mulai dari isu antek asing, hingga isu antek PKI yang terus datang bertubi-tubi. Ironisnya, kata dia, fitnah yang disebar merupakan foto-foto editing.
"Saya lahir belum, sudah jejeran sama Aidit (tokoh PKI) coba. Ini isu-isu apa-apaan ini, nggak beradab seperti itu," ujarnya menunjukkan foto Jokowi berdampingan dengan Aidit. Di situ, Jokowi tampak jengkel. Suaranya tinggi dan menggebu-gebu.
Menurutnya, kritik atas apa yang dikerjakan pemerintah sangat wajar. Bahkan sangat dibutuhkan. Namun dia meminta agar kritik yang dilontarkan dibangun atas data yang benar. Bukan dengan asal bicara.
“Mana yang kritik, mana yang nyinyir, beda lagi. Mana yang kritik, mana yang fitnah, beda lagi. Beda itu,” kata dia.
Oleh karenanya, Jokowi meminta relawan untuk mulai terjun memberikan pendidikan politik ke masyarakat bawah. Sehingga publik tidak terhasut oleh kampanye hitam yang bermuatan hoaks dan fitnah.
Jokowi juga relawan bisa bekerja dengan militansi yang tinggi. Mengingat, waktu jelang pendaftaran sudah semakin dekat.
"Saya mengajak semuanya, marilah sekali lagi kita keluarkan yang namanya tenaga dalam itu. Sehingga militansi itu muncul kembali," terangnya.
Ketua panitia konvensi GK, Didi Budiono mengatakan, sebelum konvensi nasional, GK di masing-masing provinsi sudah melakukan serangkaian konsolidasi dan penyerapan aspirasi. Hasilnya, semua sepakat untuk kembali mendukung Jokowi. "GK percaya Jokowi merupakan figur yang tepat," ujarnya.