AWAS! Ini Bahaya Stres di Tempat Kerja
jpnn.com - PADATNYA aktivitas dan beratnya beban kerja di tempat kerja terkadang menciptakan stres untuk Anda. Selain berbahaya bagi kesehatan fisik, stres juga berbahaya bagi kesehatan mental Anda. Sebuah studi terbaru menemukan betapa bahayanya stres di tempat kerja terhadap kesehatan tubuh dan mental Anda.
Penelitian yang diterbitkan di Neurology (jurnal dari American Academy of Neurology) meneliti enam studi yang melibatkan total 138.782 orang yang diikuti selama tiga sampai 17 tahun.
Apa yang peneliti temukan benar-benar serius dimana orang dengan pekerjaan stres tinggi memiliki risiko 22 persen lebih tinggi terkena stroke dibandingkan dengan pekerjaan yang memiliki tingkat stres rendah.
Bagi wanita, statistik bahkan lebih buruk, dimana wanita dengan pekerjaan stres tinggi memiliki risiko 33 persen lebih tinggi dari stroke.
Ketika para peneliti melihat tipe tertentu dari stroke, satu jenis yang dikenal sebagai stroke iskemik (disebabkan oleh gumpalan darah menghalangi aliran darah ke otak) adalah sangat umum, dimana mereka dengan pekerjaan yang super stres sebanyak 58 persen lebih mungkin untuk menderita stroke iskemik dibandingkan dengan pekerjaan kurang intens.
Menurut penelitian, pekerjaan yang paling membuat stres adalah mereka yang memberikan tingkat tinggi ketegangan pada karyawan namun menawarkan sedikit kontrol pada diri Anda, seperti pelayan karena jenis pekerjaan ini membutuhkan jam kerja yang panjang dan banyak tekanan namun menawarkan sedikit fleksibilitas dalam jadwal Anda.
Beberapa pekerjaan menuntut lainnya seperti mengajar pasti memiliki bisa mengakibatkan Anda stres namun para peneliti menemukan bahwa hal ini diimbangi oleh fakta bahwa orang-orang yang bekerja di bidang ini seringkali memiliki kontrol atas pekerjaan mereka. Selain itu, pekerjaan dengan tingkat stress tinggi termasuk ilmuwan dan arsitek.
"Laporan ini dan lain-lain telah menunjukkan efek kesehatan negatif yang konsisten dari pekerjaan yang mengakibatkan stress tinggi dan akibatnya terhadap kardiovaskular dan kini, resiko stroke juga," kata peneliti Jennifer J. Majersik, MD, seperti dilansir laman Glamour, Senin (26/10).