Awas Jangan Tertipu Aksi Master Fengshui Nakalan

jpnn.com - Menggunakan jasa master fengshui untuk melihat keberuntungan adalah hal yang jamak dilakukan masyarakat saat ini. Namun, hal tersebut tetap harus berdasarkan logika. Tujuannya tentu agar tidak tertipu oleh praktik fengshui yang nakalan.

Peringatan itu diberikan oleh master fengshui Erwin R. Tan. Pria yang  menekuni dunia fengshui sejak puluhan tahun itu mengatakan bahwa fengshui bukan merupakan ilmu sihir. Semuanya bisa dipelajari dengan logika berdasarkan pengalaman dan kebiasaan. ”Jadi salah kalau ada yang mengatakan fengshui itu magic. Apalagi menggunakan ilmu hitam,” katanya.

Ilmu fengshui sendiri sudah berlaku sejak ribuan tahun silam. Pakar atau master fengshui jaman dahulu, ujar Erwin mempelajari semua ilmunya dengan memperhatikan pada keadaan alam. Tepatnya perputaran bumi, bulan, dan matahari.

”Makanya dari situ akan tercatat, oh yang lahir bulan ini, hari ini, dan tahun ini akan memiliki kepribadian seperti ini. Untuk beruntung harus melakukan upaya ini. Begitu juga untuk menjauhkan sial harus melakukan ini,” katanya mencontohkan.

Sayangnya, saat ini banyak orang yang baru bisa sedikit ilmu fengshui sudah membuka praktek atau memberikan saran. Yang itu tidak sepenuhnya memiliki tujuan mulia untuk membantu. Sebaliknya malah ingin mengeruk keuntungan pribadi.

Erwin lantas mencontohkan, jika seorang sudah mempelajari ilmu fengshui maka dia bakal bisa memberi saran. Nah, jika saran yang diberikan ternyata tepat dengan kondisi kliennya, maka bukan tidak mungkin dia akan meminta banyak hal agar terhindar dari bencana.

”Jadi misalnya hasil penglihatan seorang pakar fengshui pada kliennya yang tepat menyebutkan bahwa si klien memiliki sifat ini dan pernah mengalami bencana ini, tentu klien itu akan percaya. Kalau sudah percaya biasanya ahli fengshui nakalan itu akan meminta uang mahar agar kliennya bisa beruntung dan jauh dari musibah,” jelas dia.

Praktik itulah yang harus diubah dan kini sedang dikampanyekan oleh pria yang juga pakar bisnis tersebut. Menetapkan biaya memang boleh karena itu termasuk industri jasa. ”Namun, menggunakan kemampuan untuk menakut-nakuti agar klien bayar mahal tentu perbuatan tak benar. Jadi, mulai sekarang klien harus pintar.”   (jpnn/pda)