Ayah Bunda, Begini Cara Tepat Mengasuh Anak Kembar
jpnn.com - Kembar tak selalu sama lho. Hal itu yang harus dipahami oleh orang tua yang memiliki anak kembar. Sebab, bagaimanapun mereka memiliki karakter sendiri-sendiri. Sehingga pola asuh pun tak bisa disamaratakan. Pakar psikologi perkembangan Universitas Airlangga Primatia Yogi Wulandari menyebutkan, masalah umum yang kerap dihadapi ketika memiliki anak kembar adalah kesulitan memunculkan identitas mereka.
''Orang tuanya harus paham dulu bahwa anak kembar adalah individu yang berbeda,'' jelas psikolog yang akrab disapa Mima tersebut.
Wujud perbedaan itu bisa berupa perilaku, kepribadian, minat, hingga keinginan. Artinya, tidak masalah bila salah seorang anak memiliki keinginan yang berbeda dengan saudara kembarnya. Misalnya, soal pakaian. Akan sangat baik bila anak kembar tidak dibiasakan menggunakanwardrobe yang sama. ''Secara visual memang menggemaskan, melihat anak kembar pakai baju atau aksesori yang sama. Namun, sebaiknya jangan begitu,'' imbuh Mima yang menempuh magister psikologi perkembangan di Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Tidak memberikan barang yang selalu kembaran bisa membantu anak-anak itu belajar mengembangkan identitas masing-masing. Dengan kata lain, anak diberi kebebasan untuk memilih sesuatu sesuai dengan minatnya. ''Tapi memang ada, anak kembar yang minta diberi barang kembar,'' tambahnya.
Kalau itu keinginan si kembar, lanjut Mima, sebaiknya orang tua berinisiatif untuk tidak membelikan yang sama persis. Harus ada pembedanya. Misalnya, membelikan anak barang yang modelnya tidak sama, tapi warnanya sama atau sebaliknya.
Mima tidak memungkiri, ada banyak tantangan bagi orang tua anak kembar. Mulai persiapan nutrisi saat mengandung hingga proses kelahiran berlangsung. Calon orang tua bayi kembar perlu mencari referensi lebih. Perlu dipahami juga, memiliki anak kembar berarti butuh tenaga, waktu, perhatian, dan finansial yang lebih pula.
Pada bulan-bulan pertama, orang tua harus belajar menyesuaikan diri. Misalnya, menghadapi tangisan yang bersahut-sahutan. Karena itu, kesiapan emosional pada orang tua anak kembar sangat penting. Ayah dan bunda harus saling membantu dalam pengasuhan.
Ketika anak-anak masuk usia aktif, orang tua perlu lebih kreatif dalam menangani buah hati. Usahakan aturan yang ada di rumah ditetapkan melalui diskusi dan persetujuan anak. Bila mereka dilibatkan dalam proses belajar disiplin, si kembar diharapkan bisa saling mengingatkan.
Semakin si kembar beranjak remaja, tentu orang tua paham bagaimana kemampuan akademis mereka. Memang, lanjut Mima, anak kembar terlahir dengan unsur genetis yang serupa. Terlebih, mereka yang kembar identik. Meski demikian, kemampuan akademis tidak selalu sama. Jadi, jangan memaksakan mereka memiliki prestasi yang sama pula.
Bila ada keterbatasan akademis pada salah seorang di antara mereka, orang tua bisa berdiskusi dan berbagi soal itu. Artinya, mereka dikondisikan untuk tidak saling berkompetisi. Namun, saling bekerja sama dalam belajar dan berprestasi. Sebab, sekali lagi, mereka individu berbeda dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda pula. (*)
Twins Alert
- Jangan selalu diberi pakaian dan barang yang sama.
- Di sekolah, tempat duduknya sebaiknya dipisah. Bahkan, pisah kelas lebih baik.
- Tidak dibanding-bandingkan, baik kemampuan akademis maupun kepribadiannya.
- Jika kembar berbeda kelamin, sebaiknya kamarnya dipisah.
- Orang tua harus peka dan mulai mengingatkan bila mencium aroma kompetisi pada anak kembarnya. (ina/c7/jan/pda)