Ayip Rizal, Perwira Polda Jawa Timur Kapten Tim Nasional Voli Indonesia
Tampik Tawaran Main di Turki demi Karir di KepolisianMisalnya, yang terlihat Rabu siang lalu, Ayip sengaja mencermati berkas di mejanya. Berkas itu berisi segala hal yang berkaitan dengan lalu lintas. Ada masalah kecelakaan, pengurusan perizinan permohonan SIM dan STNK, serta berkas yang berkaitan dengan rekayasa lalu lintas.
Ayip melahap berkas-berkas tersebut dengan khusyuk. Pria yang berulang tahun setiap 15 September itu ingin tahu banyak mengenai lalu lintas. Hal tersebut dilakukan demi menunjang pandangannya jika nanti memimpin unit-unit di lalu lintas.
Tidak hanya mempelajari berkas, Ayip juga tidak pernah sungkan menimba ilmu dari para anggota polisi lainnya. Baik yang berpangkat lebih tinggi maupun yang lebih rendah. Jalur pendidikan resmi yang disediakan Mabes Polri juga diikutinya. Selama sebulan lalu, dia mengikuti pelatihan lalu lintas di Pusdiklantas Serpong, Tangerang.
’’Saya sudah memutuskan menjadi polisi, maka saya harus total. Saya ingin memberi manfaat bagi masyarakat dengan status saya saat ini, seperti halnya yang saya lakukan di voli,’’ ujar ayah Axcel Haikal Rizal tersebut.
Ayip menyatakan sangat bangga menjadi bagian dari keluarga besar kepolisian. Sebab, sejak dulu, dirinya sangat terkesan pada polisi. Para personel korps Bhayangkara disebut punya peran penting dan besar di masyarakat. Baik untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas, keamanan, maupun ketertiban.
’’Bayangkan kalau semua polisi libur sehari saja, saya yakin kacau kehidupan ini. Karena itu, saya yang awalnya ingin jadi pilot memutuskan menjadi polisi,’’ katanya. Tentu, Ayip tidak ingin menjadi polisi biasa. Dirinya sangat berharap bisa menjadi polisi dengan prestasi dan karir gemilang seperti karirnya di lapangan voli.
Selain tidak pernah berhenti belajar, Ayip akan memanfaatkan pengalamannya di voli untuk meniti karir gemilang di kepolisian. Statusnya sebagai kapten timnas voli disebutnya sebagai salah satu modal penting jika nanti dipercaya memimpin anak buah.
Ayip mengutarakan, kebanggaan-kebanggaan kecil sudah direngkuhnya di polisi. Salah satunya ketika dirinya diajak berfoto oleh masyarakat saat sedang berdinas. Misalnya, saat dirinya nge-pam arus mudik dan balik Lebaran 2014 di Cirebon–Indramayu selama 12 hari. Selama rentang waktu itu, dirinya kerap diajak berfoto oleh pemudik yang melihatnya berjaga di pinggir jalan atau pos.