Ayo Ngaku, Siapa Bikin Coretan Bertuliskan Bunuh Sultan?
jpnn.com, SLEMAN - Jajaran Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah mendalami coretan bertuliskan ‘Bunuh Sultan’ saat aksi demo anarkistis di pertigaan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Selasa (1/5). Sejauh ini, polisi baru menetapkan tersangka kerusuhan.
Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri mengatakan, pihaknya masih mendalami tulisan bernada provokatif itu. Menurutnya, politi tak mau bertindak gegabah dalam menetapkan tersangka karena harus punya bukti.
"Kami masih melakukan pendalaman, tidak serampangan menetapkan sebagai tersangka. Harus ada bukti, lalu saksi. Jadi tidak sembarangan," katanya, Rabu (2/5).
Menurut Dofiri, pihaknya telah menyampaikan adanya tulisan ‘Bunuh Sultan’ ke ke Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Menurutnya, Raja Keraton Yogyakarta pemilik panggilan Ngarso Dalem itu menganggap coretan-coretan ‘Bunuh Sultan’ hanyalah sebuah provokasi.
"Beliau (Sri Sultan HB X, red) tidak melaporkan, hanya senyum saja. Beliau sangat paham kalau ini hanya provokasi orang-orang saja. Intinya, Ngarso Dalem perintahkan untuk melakukan langkah-langkah hukum dan sekarang sudah ada beberapa tersangka yang kami tangani," ucapnya.
Aksi demo yang berakhir ricuh di pertigaan UIN Sunan Kalijaga telah memicu reaksi masyarakat Yogyakarta. Sejumlah elemen menggelar aksi, Rabu (2/5) sebagai reaksi atas demo anarkistis yang diwarnai pembakaran pos polisi itu.
Lokasi aksi sebagai reaksi atas demo ricuh digelar antara lain di halaman depan Polda DIY dan pertigaan kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mereka tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Anarkisme (AMAN).
Di depan kampus UIN, massa menyertakan sebuah bus jurusan Jogja-Parangtritis, bertuliskan Khusus untuk Demonstran yang Anarkis. Kemudian juga ada tulisan Gak Usah ke Jogja Kalau Cuma Buat Rusuh, Ringkus Pelaku Anarkisme, serta Jogja untuk Kuliah Bukan untuk Berulah yang dibawa oleh massa aksi.