Azis Samual Sebut Pernyataan Presiden Sudah Cukup Menohok dan Kode Keras Bagi Airlangga
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto dinilai sudah tak mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo. Karena itu, para kader partai meminta Munas Partai Golkar agar bisa dipercepat.
Hal itu diungkapkan inisiator pertemuan DPD I dan gerakan mempercepat Munas Partai Golkar, Azis Samual.
Dia menegaskan bahwa Presiden Jokowi memang menerima Airlangga dan rombongan voter Munas Golkar di Istana Kepresidenan, Bogor, Senin (1/7). Namun, dia melihat ada perbedaan yang mencolok dibanding setahun yang lalu.
BACA JUGA: Asprov PSSI Jabar Kenalkan Iwan Bule Kepada Pengurus Klub dan Tokoh Bola
"Kali ini sikap presiden beda. Kalau satu tahun yang lalu itu dia (Airlangga) maju, kemudian keluar dari mulut presiden, bahwa Airlangga yang harus diamankan menjadi ketua umum, ya kan. Tapi pertemuan kemarin tidak ada satu kata pun keluar dari ucapan presiden untuk membantu Airlangga," tegas Azis.
Bahkan, dia menyebut dari tiga poin pernyataan Presiden, ada yang cukup menohok dan kode keras bagi Airlangga. Pertama, Jokowi tak mau ikut campur internal Partai Golkar.
Kemudian, yang kedua presiden tak mau ada ribut-ribut karena bisa mengganggu stabilitas pemerintahan. Dan, yang ketiga presiden menyampaikan bahwa kepengurusan ini harus diperkuat.
"Nah kalau bahasa orang Jawa harus diperkuat, berarti Airlangga tidak kuat menjalankan roda partai, dengan demikian Munas harus dipercepat. Itu aja, yang lain presiden tidak komentar, mau dialog, presiden tidak mau," ungkap Azis.