Bagasi Berbayar, Penumpang Minta Sopir Taksi Antar Pulang Barang
Dia mengungkapkan, mereka membawa banyak barang lantaran tidak tahu bahwa bagasi pesawat Lion Air sekarang berbayar. "Desember 2018 tadi saat kami ke Makassar belum bayar. Tapi, setelah balik ke sini ternyata bayar," ungkapnya.
Barang yang mereka bawa sendiri kebanyakan pakaian yang dimasukkan ke dalam koper. Serta, beberapa oleh-oleh yang dibungkus plastik hitam.
"Untung ada duit untuk bayarnya. Kalau tidak ada, masa kami harus keluar bandara dulu untuk mengambil uang," ujar Rita.
Dia menambahkan, saat dirinya membayar bagasi, petugas menjelaskan bahwa bagi penumpang yang membeli tiket di atas 21 Januari tidak lagi mendapatkan bagasi gratis. Mereka sebenarnya membeli tiket sebelum tanggal itu, hanya saja mereka menunda untuk berangkat sesuai jadwal. Lantaran saat di Makassar diadang oleh banjir.
"Kami bulan Desember membeli tiket PP. Harusnya kembali Rabu (23/1) tadi. Tapi, karena banjir kami minta berangkat pada hari ini (kemarin). Eh ternyata sudah kena bagasi berbayar. Coba tidak ada banjir, mungkin bagasi kami masih gratis," paparnya.
Ratna menceritakan, ketika banjir mereka sebenarnya ingin berangkat ke bandara. Tapi, saat itu jalan tidak dapat dilewati karena terendam air. "Air sampai sepunggung orang dewasa. Bagaimana bisa kendaraan lewat. Untung pihak maskapai paham dan mau memindahkan kami di penerbangan lain," ucapnya.
Dua saudara kandung itu ke Makassar dalam rangka menghadiri pemakaman orang tua mereka yang telah meninggal dunia. Setelah beberapa tahun tinggal di Banjarbaru. "Sudah jadi orang sini (Banjarbaru) sebenarnya. Rumah kami dekat Kampus ULM," ungkapnya.
Selain Rita bersama kakaknya, sebenarnya masih ada penumpang lain yang belum mengetahui kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan Lion Air Group.