Baginya, Menjadi PNS Harga Mati, Itu Dulu, tapi Kini…
Lantas ia mengajak beberapa teman semasa skeolahnya untuk jualan sayuran. Syukurlah, usahanya itu maju dan cukup untuk membiayai kebutuhanya.
“Awalnya kita bekerja sama dengan beberapa restoran. Kami mensuplai bahan makanan untuk restoran. Ternyata kami dipercaya di berbagai restoran di Jogja,” jelasnya.
Mulai 2010 sampai November 2012, Taufan menggeluti pekerjaan tersebut di Jogjakarta.
Taufan mensuplai berbagai sayuran, cabe, ayam serta bahan pangan lainnya. Tentu yang mereka suplai adalah bahan yang berkualitas. Ternyata dengan kerja yang seperti itu bisa menghasilkan uang yang sangat banyak.
Setelah tamat kuliah, Taufan kepengin pulang ke Jambi, tempat kelahirannya. Meski usaha di Jogja sudah cukup menghasilkan, tapi Taufan tetap ingin membuka usaha di Jambi.
Dan Desember 2012, ia pulang ke Jambi dan bertemu kembali dengan teman SMA-nya.
“Lalu saya ajak Oky, Ridwan dan Kamal untuk membuka usaha di Jambi. Karena menurut saya di Jambi masih sangat kurang kuliner,”ucapnya.
Awalnya mereka masih bingung mau membuka usaha kuliner apa. Lalu, lewat riset kecil dan pemikiran mendalam, akhirnya mereka terfikir membuka usaha dengan menu susu sapi murni. Dari situlah lahir ide membuat kafe Jambi Milk.