Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Minuman Panas Berpotensi Risiko Kanker Tenggorokan

Sabtu, 11 Mei 2019 – 22:22 WIB
Minuman Panas Berpotensi Risiko Kanker Tenggorokan - JPNN.COM
Ilustrasi minuman panas. Foto: pixabay

jpnn.com - Jika Anda menyukai minuman panas, maka Anda harus tahu bahwa sebuah studi kesehatan menyatakan hal itu berpotensi menumbuhkan risiko kanker tenggorokan.

Penelitian yang diterbitkan di International Journal of Cancer, melacak kebiasaan lebih dari 50.000 peminum teh panas di Golestan, sebuah provinsi di Iran timur laut. Selama periode 10 tahun, 317 kasus baru kanker kerongkongan/tenggorokan telah terjadi.

BACA JUGA: Ini 5 Minuman Sehat Pengganti Kopi

Studi tersebut menemukan bahwa mereka yang minum lebih dari 700 ml (hampir 24 ons) teh sehari pada suhu 60 derajat Celcius (140 derajat Fahrenheit) memiliki risiko 90 persen lebih tinggi untuk terserang kanker.

"Berdasarkan hasil penelitian kami, minum teh panas dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kerongkongan," kata Farhad Islami, penulis utama studi tersebut, seperti dilansir laman Yahoo Health, Kamis (9/5).

Teh panas, plus merokok dan minum alkohol merupakan minuman koktail untuk kanker. Islami mencatat bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan tentang mengapa minuman panas bisa menyebabkan kanker.

Islami mengatakan cedera termal kronis bisa menyebabkan peradangan yang bisa menyebabkan kanker atau memudahkan karsinogen dicerna melalui makanan atau minuman untuk menembus lapisan kerongkongan.

Studi sebelumnya telah meneliti hubungan antara minuman panas dan kanker, termasuk studi tahun 2018 yang berbasis di Tiongkok yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine yang menemukan bahwa minum teh panas, ketika dikombinasikan dengan alkohol berat dan penggunaan tembakau, secara signifikan bisa meningkatkan risiko kanker kerongkongan.

Jika Anda menyukai minuman panas, maka Anda harus tahu bahwa sebuah studi kesehatan menyatakan hal itu berpotensi menumbuhkan risiko kanker tenggorokan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News