Bahrain, Yaman, Libya Siap Ikuti Mesir-Tunisia
Jumat, 18 Februari 2011 – 09:08 WIB
Di Yaman, aksi massa telah berlangsung tujuh hari. Mereka juga minta Presiden Ali Abdullah Saleh yang sudah berkuasa 32 tahun -lebih lama daripada Hosni Mubarak-mundur. Presiden dinilai tak mampu mengatasi problem kemiskinan dan korupsi. Kemarin sejumlah bentrokan terjadi. Karena itu, para aktivis menyerukan aksi lebih besar -mereka namai Hari Kemarahan- hari ini (18/2).
Sementara itu, aktivis di Libya pun menyerukan aksi menggoyang pemerintahan Moamar Khadafi yang sudah berkuasa sejak 1968. Seperti di Yaman, aksi tersebut juga dinamai Hari Kemarahan. Tapi, aksi mereka ternyata bisa dijinakkan pemerintah yang kemarin menggelar demo mendukung pemerintahan. Khadafi, 68, pun tampil di televisi sembari dielu-elukan kerumunan massa. Dia ingin mencitrakan bahwa rakyat sejatinya masih mendukung pemerintahannya.
Demo menentang Khadafi terjadi di Al-Baida, kota di kawasan timur negeri itu, sejak Rabu. Kelompok kemanusiaan yang bermarkas di Cyprus, Swiss, dan Libya melaporkan, setidaknya 13 demonstran tewas dalam aksi tersebut. Solidaritas Hak Asasi Manusia yang bermarkas di Jenewa, Swiss, bahkan menyatakan bahwa demonstran itu tewas akibat tembakan sniper dari atap-atap gedung. (AP/AFP/c3/dos)