Bakar Pesantren karena Sakit Hati, 7 Bocah Renggut 23 Nyawa
Kasus tersebut akan digolongkan sebagai tindak pembunuhan dan perusakan dengan api. Para tersangka bakal ditahan hingga 22 September demi kepentingan penyidikan.
’’Tujuan mereka memang untuk membakar (pesantren). Tapi, mungkin karena masih remaja, mereka tidak tahu bahwa itu bisa menyebabkan kematian,’’ ujar Amar saat ditanya apakah para pelaku sengaja ingin membunuh para santri.
Pelaku membawa dua tabung gas dari dapur ke lantai 2 untuk memicu api. Gara-gara tindakan pelaku yang tidak berpikir panjang itu, 23 orang tewas.
Yaitu 21 santri dan 2 staf penjaga. Besar kemungkinan para pelaku melakukan aksi tersebut dalam kondisi tidak sadar.
Berdasar hasil tes urine, enam di antara tujuh pelaku positif mengonsumsi ganja. Satu orang pernah ditangkap karena mencuri kendaraan dan seorang lagi karena menjarah.
Kebaran di pesantren tersebut memicu seruan agar regulasi di sekolah keagamaan diperbaiki. Saat ini, di Malaysia ada lebih dari 500 sekolah tahfiz yang terdaftar.
Jumlah sekolah yang tak terdaftar jauh lebih banyak daripada jumlah tersebut. Berdasar data dari tim pemadam, 1.083 kebakaran terjadi di sekolah keagamaan dalam dua tahun terakhir. Sebanyak 211 di antaranya rata dengan tanah.
Kasus di Darul Quran Ittifaqiyah Tahfiz Center itu merupakan yang terburuk kedua dalam sejarah Malaysia. Pada 1989 lalu, 27 siswi putri di Negara Bagian Kedah tewas saat api membakar sekolah mereka dan 8 hostel kayu di dekatnya.