Bakrie Lunasi Utang dengan Saham Baru
Liabilitas BUMI Terlalu Tinggijpnn.com - JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) segera menerbitkan saham baru (rights issue) untuk melunasi utang USD 3,45 miliar kepada China Investment Corporation (CIC). Saham baru dari perusahaan tambang grup Bakrie tersebut senilai Rp 5,8 triliun.
Direktur dan Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava mengumumkan pihaknya akan menerbitkan satu jenis saham baru dengan nominal Rp 200 atau lebih rendah dibandingkan Rp 500 sebagai nilai nominal saham yang sudah ada. Saham yang akan diterbitkan adalah seri B.
Saham yang sudah ada adalah seri A. "Saham seri B perseroan ini memiliki hak-hak yang sama dengan saham seri A perseroan," ujarnya.
Peningkatan modal dengan cara penerbitan saham baru ini tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non HMETD) alias private placement untuk kreditur perseroan terutama CIC sebagai upaya konversi utang menjadi saham. Jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 13.665.552.942 saham baru dan harga yang akan ditawarkan sebesar Rp 425 per saham. Maka dana yang terhimpun setara Rp 5,8 triliun.
Harga rata-rata saham BUMI dalam perdagangan di BEI sejak Oktober sampai saat ini sebesar Rp 388. Sedangkan harga saham baru yang ditentukan dalam aksi korporasi ini sebesar Rp 425, meskipun nilai nominal sahamnya lebih rendah dibandingkan nilai saham lama.
Kenapa mahal? "We are follow regulation," jawab Dileep melalui pesan singkat kemarin.
Dalam paparannya disebutkan bahwa penentuan harga saham baru tersebut telah sesuai dan telah memenuhi ketentuan peraturan BEI nomor I-A. Peraturan itu menyebut harga sekurang-kurangnya sama dengan rata-rata penutupan dari harga saham perseroan selama kurun 25 hari bursa berturut-turut di pasar regular, sebelum dilakukannya pengumuman mengenai akan diadakannya pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang mengagendakan penambahan modal tanpa HMETD.
BUMI menyebutkan manfaat dari transaksi ini untuk memperkuat struktur permodalan perseroan, pengurangan utang sekaligus penambahan saham baru yang akan membantu BUMI memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang lebih solid. Selain itu untuk mengurangi beban keuangan pembiayaan, penurunan risiko keuangan, dan diharapkan beban keuangan yang ditanggung perseroan akan mengalami penurunan.