Baku Tembak 11 Jam, 49 Polisi Tewas
Menurut Roxas, Zulkifli merupakan salah seorang militan yang paling diburu Amerika Serikat (AS). Washington menyediakan hadiah USD 5 juta (sekitar Rp 62,4 miliar) untuk penangkapannya.
Awalnya pemerintah sempat mengklaim misi SAF sukses. Sebab, Zulkifli yang punya nama alias Marwan dapat dilumpuhkan dengan timah panas. Militan yang jago merakit bom itu tewas dalam baku tembak dengan aparat.
Tapi, beberapa waktu kemudian, Roxas meralat keterangan tersebut. ”Pasukan kami kehilangan jejak target dalam operasi tersebut,” ungkapnya dalam pernyataan tertulis.
Selain merenggut 49 nyawa, pertempuran sejak Minggu pagi itu menimbulkan korban luka. ”Sekitar 11 polisi terluka. Tidak ada informasi mengenai korban dari sisi militan,” kata Jubir Kepolisian Regional Judith Ambong.
Pemerintah lantas menjuluki 49 polisi yang tewas dalam pertempuran sengit itu sebagai fallen heroes alias pahlawan yang gugur.
”Mereka layak disebut pahlawan karena gugur dalam pertempuran sengit saat berusaha menangkap pengebom asal Malaysia Zulkifli bin Hir alias Marwan,” terang Roxas. Selain Zulkifli, kabarnya, perakit bom asal Filipina Abdul Basit Usman berada di sarang BIFF saat SAF menyerbu. Tapi, buron nomor wahid Filipina itu berhasil melarikan diri.
Di tempat terpisah, Presiden Benigno Aquino III alias Noynoy meminta pemerintah menyelidiki insiden di kawasan selatan Pulau Mindanao tersebut secara mendalam.
Apalagi, menurut MILF, Kepolisian Filipina tidak berkoordinasi dengan mereka sebelum melakukan aksi Minggu lalu. Padahal, sesuai perjanjian damai, aparat harus berkoordinasi dengan MIFL dalam melancarkan aksi antiteror apa pun.