Balinale 2024 Membuka Potensi Pasar Industri Perfilman Tanah Air
“Empatbelas tahun berlalu, tapi Eat, Pray, Love masih memberikan pengaruh positif bagi destinasi-destinasi wisata di Bali. Sangat disayangkan film Ticket to Paradise (2022) bercerita tentang Bali tapi mengambil lokasi produksi di luar Bali,’’ jelas Agus, dalam keterangannya, Selasa (4/6).
Sementara itu, produser dari rumah produksi Starvision, Reza Servia menekankan pentingnya memperluas pasar film Indonesia ke kancah global.
Dia menambahkan bahwa OTT (Over the Top) menjadi peluang besar untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Salah satu strateginya memproduksi film-film yang memiliki "social connection" dan "cross culture" sehingga dapat diterima oleh pasar yang lebih luas. Contohnya film The Architecture of Love (2024) dan Critical Eleven (2017).
Sutradara dan produser kawakan Hong Kong, Stanley Kwan berbagi pengalaman bagaimana negaranya mempertahankan kemajuan industri perfilmannya.
Salah satu strateginya adalah dengan menggabungkan produser berpengalaman dengan sutradara muda yang memiliki pemikiran-pemikiran eksploratif.
Pemerintah Hong Kong juga memberikan dukungan besar dengan mengucurkan dana untuk memproduksi film-film kolaborasi dengan tema-tema mutakhir, drama-drama humanis, isu-isu sosial yang kuat, dan merekrut pemain-pemain muda bertalenta.
Para pembicara dalam forum ini bersepakat bahwa kerja sama dan kolaborasi antar negara menjadi kunci penting untuk memperluas pasar dan meningkatkan kualitas film. (jlo/jpnn)