Bamsoet Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia
Kemampuan pasar aset kripto dalam menghimpun dana tersebut jauh lebih besar dibandingkan kemampuan pasar modal konvensional yang jumlahnya masih berada pada kisaran Rp 363,3 triliun.
‘’Menempatkan pasar aset kripto Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara serta dikabarkan menempati posisi 30 di dunia," ucap Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Soksi ini menerangkan pemanfaatan aset kripto mensyaratkan adanya literasi finansial yang memadai.
Maraknya penawaran investasi ilegal dan belum optimalnya infrastruktur penunjang menyebabkan masyarakat belum sepenuhnya memahami proses bisnis dari industri aset kripto.
Berbagai gambaran tersebut mengisyaratkan pesan penting bahwa ada urgensi meningkatkan tingkat literasi keuangan sebagai wahana edukasi bagi masyarakat.
‘’Saya mengapresiasi langkah OJK dalam berbagai kegiatan penyuluhan jasa keuangan kepada masyarakat. Demikian juga langkah Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dalam melakukan sosialisasi dengan cukup gencar,’’ ungkapnya.
Namun, Bamsoet juga memercayai upaya membangun literasi finansial hanya akan berdampak optimal jika melibatkan banyak pemangku kepentingan, termasuk lingkungan akademik/perguruan tinggi, dan industri jasa keuangan.
‘’Dengan demikian, dampaknya akan lebih membumi dengan daya jangkau yang lebih masif," kata Bamsoet. (mrk/jpnn)