Bamsoet Khawatir Papa Novanto Disikat Kejagung
Sarankan Golkar Ambil Langkah Antisipasijpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR Bambang Soesatyo tampaknya masih ragu dengan keputusan partainya menunjuk Setya Novanto sebagai ketua fraksi. Kasus dugaan permufakatan jahat terkait perpanjangan kontrak Freeport yang sedang ditangani Kejaksaan Agung menjadi penyebabnya.
Pria yang akrab disapa Bamsoet itu menyiratkan kekhawatiran tentang nasib fraksi maupun partai jika nantinya Setya ternyata dijerat Kejaksaan Agung dalam kasus itu. Dalam Catatan dan Tantangan Golkar 2016 yang ditulisnya, Bambang mengatakan bahwa kemungkinan buruk tersebut harus diantisipasi.
"Pimpinan fraksi adalah simbol partai di parlemen. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tentu wajah partailah langsung ikut tercoreng," kata Bendahara Umum Partai Golkar itu dalam tulisannya sebagaimana diterima JPNN, Jumat (1/1).
Selain itu, Bamsoet juga menyinggung desakan munas yang makin kuat terutama setelah ketua dewan pembina Akbar Tanjung bersuara. Hal itu menurutnya harus segera dicarikan solisi agar perpecahan internal partainya tidak semakin dalam dan melebar. Yang pada akhirnya dapat menghancurkan masa depan Golkar.
"Siapapun tahu, Munas Bali yang diselenggarakan kepengurusan hasil Munas Riau sah dan sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam AD/ART partai Golkar. Kami tidak perlu terganggu dengan manuver kelompok Ancol. Dan kalau perlu abaikan karena mereka sudah terbukti lahir dari rahim munas abal-abal di Ancol," jelasnya.
Namun demikian, tambah Bamsoet, elite Golkar tidak bisa begitu saja menutup mata dan telinga terkait desakan dari para tokoh, sesepuh dan pinisepuh yang menginginkan Golkar segera bersatu. Inilah menurutnya pekerjaan berat duet Aburizal Bakrie-Idrus Marham di awal tahun 2016. (fat/jpnn)