Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bamsoet: Medsos Jangan Dijadikan Ajang Menebar Fitnah dan Benih Kebenciaan

Rabu, 21 Oktober 2020 – 22:44 WIB
Bamsoet: Medsos Jangan Dijadikan Ajang Menebar Fitnah dan Benih Kebenciaan - JPNN.COM
Ketua MPR Bambang Soesatyo usai menerima KAWAN NESIA di ruang kerjanya, di Jakarta, Rabu (21/10). Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan para pengguna media sosial atau netizen untuk bijak memanfaatkan media sosial demi kebaikan bersama.

Dia tidak ingin penggunaan internet dijadikan ajang menebar benih kebencian, fitnah, hingga permusuhan, yang pada akhirnya mengoyak rasa persaudaraan sebangsa.

Apalagi dalam survei Digital 2020 yang dikeluarkan We are Social, Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara dengan pertumbuhan populasi internet terbesar dunia, setelah India dan China.

Tercatat, pengakses internet di republik ini meningkat 17 persen dalam satu tahun terakhir atau meningkat menjadi 25,3 juta pengguna internet.

"Sehingga penetrasi pengguna internet di Indonesia meningkat mencapai 64 persen atau sekitar 175 juta penduduk Indonesia telah mengakses internet," ujar Bamsoet usai menerima Komunitas Wartawan dan Netizen Indonesia (KAWAN NESIA), di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Rabu (21/10).

Dia menjelaskan, rata-rata dalam sehari setiap pengguna internet di Indonesia menghabiskan 7 jam 59 menit untuk mengakses internet. Angka itu berada di posisi delapan dunia setelah Filipina, Afrika Selatan, Brazil, Kamboja, Thailand, Argentina, dan Mexico.

"Lamanya waktu mengakses internet di Indonesia lebih besar dari rata-rata dunia yang hanya 6 jam 45 menit," tukas Waketum Golkar itu.

Mantan ketua DPR ini juga menjelaskan, dari data itu menunjukan dalam 16 jam waktu sadar yang dimiliki, hampir lima puluh persennya atau 8 jam dipakai warga Indonesia untuk mengakses internet.

Masyarakat diimbau bijak bersosial media agar terhindar dari propaganda menyesatkan seperti hoaks seputar UU Cipta Kerja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close