Bamsoet tak Maju Ketum Golkar Lawan Airlangga setelah Jadi Ketua MPR
jpnn.com, JAKARTA - Mantan politikus Partai Golongan Karya, Fadel Muhammad, menceritakan kronologi Bambang Soesatyo alias Bamsoet bisa menjadi ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Fadel pun memastikan bahwa Bambang Soesatyo tidak akan maju sebagai calon ketua umum (ketum) dalam Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar pada Desember 2019, setelah menjadi ketua MPR.
Berbicara lewat sambungan telepon saat diskusi "Peta Politik Usai "Pesta" di Parlemen" Sabtu (12/10), di Jakarta, Fadel menceritakan ketika proses pembentukan pimpinan DPR, MPR, dan DPD, Golkar memang sudah meminta kalau boleh sebagai partai perolehan kursi nomor dua di parlemen menjadi ketua MPR.
Ia melanjutkan, saat pertemuan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, beberapa waktu lalu, terbentuk pemikiran baru sebaiknya kursi ketua MPR diberikan kepada partai di luar koalisi Jokowi - Ma'ruf Amin. Karena itu, kata Fadel, pilihannya adalah Partai Gerindra.
Fadel menuturkan, proses pembicaraan saat negosiasi jelang pemilihan ketua MPR pun alot. Mantan gubernur Gorontalo itu mengaku juga diminta 136 anggota DPD maju menjadi ketua MPR. Sehingga ada tiga calon kala itu: Bambang, Fadel, dan Ahmad Muzani dari Fraksi Partai Gerindra.
Nah, Fadel kemudian mendapat kabar dari politikus PDI Perjuangan Ahmad Basarah, bahwa Megawati memberikan dukungan ke Golkar.
Wakil ketua MPR itu kemudian mengecek ke Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat (PD).
Hasilnya sama, mereka mengarah mendukung PG. Fadel pun berpikir kalau maju sendirian, pasti akan kalah dalam voting. Karena itu, dia memutuskan mundur selangkah, namun meminta lima poin dari DPD diakomodasi. Sebagai catatan, poin itu sudah dibacakan Bambang saat memimpin Sidang Paripurna MPR pascaterpilih menjadi ketua.