Bamsoet: Tanpa Pancasila Bangsa Kita Akan Hancur
jpnn.com, SURABAYA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta kaum muda menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Sebab, hingga kini Pancasila terbukti mampu menjadi fondasi yang menguatkan keragaman dan kebinekaan Bangsa Indonesia.
"Tanpa Pancasila, bangsa kita akan hancur berantakan. Tanpa pemuda yang berjiwa Pancasila, bangsa kita akan tenggelam dalam bayang-bayang. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) harus menjadi lokomotif pemuda dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila sebagai perekat kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Bamsoet saat menjadi keynote speaker pada seminar nasional bertema Pemantapan Wawasan Kebangsaan XII yang diselenggarakan DPP KNPI pimpinan Fahd A Rafiq di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (8/8).
Bamsoet juga menggagas pentingnya pembuatan RUU Pemantapan dan Pelaksanaan Ideologi Pancasila.
Dengan demikian, Pancasila dapat dihayati dan diamalkan secara berkelanjutan di semua lini kehidupan. Khususnya, dalam kehidupan kaum muda sebagai tunas masa depan bangsa.
"Pancasila merupakan ideologi yang diambil dari saripati kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk, baik secara suku, etnis, agama maupun kedaerahan. Karena itu, memantapkan ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan merupakan materi yang fundamental dalam membentuk karakter dan jiwa kepemimpinan pemuda di tengah pusaran arus globalisasi dan kemajuan teknologi informasi," papar wakil ketua umum KADIN ini.
Mantan ketua Komisi III DPR RI ini menambahkan, pemantapan ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan bagi kaum muda tak cukup hanya dengan diskusi maupun seminar yang bersifat sporadis. Namun, juga harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
"Desain pendidikan politik kebangsaan harus dilakukan secara kreatif dan inovatif serta menyenangkan bagi kaum muda. Saya menyebutnya sebagai konsep pendidikan politik zaman now. Yaitu, dengan memanfaatkan platform teknologi digital dan media sosial untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan tentang ideologi Pancasila. Digitalisasi pendidikan politik bukan lagi menjadi sebuah kebutuhan, melainkan sudah menjadi sebuah keharusan," terang Bamsoet.