Bandar Narkoba Gede Ngumpet di Kos Terpencil
Bagijo menjelaskan, dalam pemeriksaan, tersangka mengaku membeli narkoba jenis sabu-sabu itu dari seorang bandar besar di sebuah kampung narkoba di Bangkalan. Transaksi tersebut tidak pernah terendus karena dilakukan di kampung pedalaman. "Karena itulah, kami sering merazia kampung narkoba," ucapnya.
Menurut dia, dalam sebulan minimal dua kali razia dilakukan di tempat yang berbeda-beda. Petugas tidak hanya mencari bandar dan penggunanya, tapi juga menghancurkan bilik-bilik yang digunakan untuk mengisap narkoba. Bagijo mengaku tidak hafal sudah berapa banyak bilik yang dihancurkan.
Perwira menengah dengan dua melati di pundak itu menambahkan, bilik tersebut dihancurkan agar tidak digunakan lagi untuk mengisap sabu-sabu. Berdasar analisis BNNP Jatim, kebanyakan pengguna bilik tersebut datang dari Surabaya. Mereka memilih bilik itu karena tersembunyi sehingga dirasa aman. (eko/c7/git)