Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati Harus Diperjuangkan sebagai Bandara Utama
"Dan pada Juli (2019) itu, Pak Wali Kota sangat positif terhadap penataan rute ini karena beliau melihat jangka panjang dan menengahnya untuk Kota Bandung," imbuhnya.
Hery pun menegaskan, keberadaan BIJB Kertajati merupakan wujud konektivitas di Jawa Barat antara pusat-pusat ekonomi untuk percepatan pembangunan dan pemerataan pembangunan.
"Keunggulan Kertajati mampu menjadi hub maskapai besar, mengkoneksikan ke global dan nasional jauh lebih baik dari Bandara Husein. Nanti juga ada Aerocity-nya. Ekonomi Jabar, termasuk Bandung Raya, juga akan lebih melompat dengan adanya Kertajati, pembangunan juga akan merata," ujar Hery.
Selain itu, Hery berujar keberadaan BIJB Kertajati membuat warga Ciayumajakuning, Priangan Timur, dan lain-lain, akan lebih bisa menjangkau transportasi udara dengan lebih dekat.
Sementara itu, runway maupun kapasitas menerima pesawat di Bandara Husein yang sangat terbatas sudah tidak bisa dikembangkan menjadi alasan utama mengapa BIJB Kertajati harus didukung sebagai bandara komersial representatif Jabar.
"Kalau kita gagal memanfaatkan momentum dan timing sekarang, misalnya menunggu Tol Cisumdawu jadi, maka kerugian yang akan ditanggung oleh warga Jabar, termasuk warga Bandung Raya, karena sudah bayar pajak dan membiayai BIJB Kertajati," ucap Hery.
"Imbauan kami, mari kita bersabar, jangan khawatir, semua akan indah pada waktunya. Kalau sekarang repot-repot 2,5 jam (ke Kertajati), saya pikir itu harga yang pantas untuk kita nanti punya bandara yang luar biasa megah dan terkoneksi dengan baik," ujarnya.
Dishub Jabar sendiri mendukung keberadaan BIJB Kertajati mulai dari mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, memaksimalkan fungsi fasilitasi dan koordinatif, membantu realisasi penyertaan modal, menyediakan rambu-rambu, marka, dan sebagainya di sekitar Kertajati melalui anggaran Dishub, hingga mendorong realisasi penerbangan umroh dan haji mulai 2020 di Kertajati termasuk embarkasi haji.