Bang Ray Sebut Ijtimak Ulama Tanpa Visi Jelas, Nih Alasannya
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ray Rangkuti mengkritik ijtimak Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama yang telah merekomendasikan dua nama calon wakil presiden (cawapres) bagi Prabowo Subianto. Menurutnya, ijtimak GNPF Ulama tak menghasilkan visi politik yang jelas selain hanya sekadar berbeda dari Joko Widodo.
"Kita tidak mendengar visi jelas dari ijtimak ini. Apa visinya? Apa tujuannya?” ujar Ray di Jakarta, Rabu (8/8).
Sebelumnya ijtimak GNPF Ulama merekomendasikan dua nama untuk menjadi cawapres Prabowo. Yakni Ustaz Abdul Somad dan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf al-Jufri.
Namun, Ray menilai manuver GNPF Ulama tak lebih dari sekadar untuk berbeda dari Jokowi. “Kalau lebih dari sekadar saya berbeda dengan Pak Jokowi, bedanya apa?" sambunnya.
Pemerhati pemilu dan pilkada itu menyarankan GNPF Ulama terlebih dahulu menentukan arah politiknya secara jelas sebelum merekomendasikan nama capres ataupun cawapres. Dalam pandangan Ray, GNPF Ulama sekadar menyuarakan ide ganti presiden.
"Saya merasa ijtimal ulama ini jauh lebih penting kalau mendahulukan visi politik mereka dibanding mendeklarasikan siapa capres atau cawapres mereka," tegasnya.
Selain itu, Ray juga menyarankan ijtimak ulama menyodorkan poin-poin penting yang bisa ditawarkan kepada capres dan cawapres yang mereka dukung. Dengan demikian GNPF Ulama juga bisa meraih keuntungan jika pasangan capres-cawapres yang mereka dukung memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Setidaknya ketika mendeklarasikan capres atau cawapres, mereka membuat poin-poin yang dipastikan atau diharapkan diajukan kepada capres yang diusung," pungkas Ray.(sat/JPC)