Bangga Kalahkan Seniman Australia Menggambar Pak Harto Mesem
Senin, 10 Juni 2013 – 06:42 WIB
Iming-iming yang menggiurkan tersebut cukup menggoda Mujirun. Apalagi, saat itu mencari pekerjaan yang layak tidak mudah. Maka, begitu lulus SMSR, Mujirun menyanggupi tawaran tersebut. Dalam ingatannya, ketika itu Peruri menawarkan gaji Rp 50 ribu per bulan. Angka tersebut cukup besar untuk ukuran gaji pegawai pada era 1970-an.
"Saya terus terang langsung tergiur. Bayangkan, gaji pegawai negeri di kabupaten saja saat itu hanya Rp 18 ribu," terang pria kelahiran 26 November 1958 tersebut.
Mujirun pun kemudian hijrah ke ibu kota. Tapi, dia tak bisa langsung bisa mengaplikasikan karya-karyanya di Peruri. Dia harus menjalani pendidikan seni lagi. Bahkan, hingga keluar negeri. Mujirun berkesempatan untuk menempuh pendidikan di Swiss dan Italia guna memperdalam teknik engraving pada gambar utama uang kertas.