Banjir Bandang Menerjang, Rumah Hancur, Ternak Warga Hanyut
Saat itu ia was-was dengan kondisi tebing di belakang rumahnya yang rentan longsor. Sulatra bersama keluarga memutuskan tidur di teras rumah.
Tiba-tiba sekitar pukul 23.00 malam ia mendengar suara gemuruh di belakang rumah yang diikuti dengan terjangan air bercampur lumpur.
“Perasaan saya dari awal hujan itu sudah tidak enak. Makanya saya dan keluarga tidur di teras. Ternyata benar ada kejadian,” katanya seperti dilansir Radar Bali (Jawa Pos Group).
Sekarang rumah saya tidak bisa ditempati. Terpaksa numpang di keponakan dulu,” katanya. Sulatra menyebut ini bukan pertama kali rumahnya terkena longsor.
Peristiwa serupa sempat terjadi pada 2014 dan 2016 lalu. Rumah lainnya yang terdampak ialah milik Gede Pasek, 49.
Rumahnya rusak parah karena tertimpa senderan Jalan Raya Seririt-Pupuan yang jebol. Akibatnya kamar tidur dan teras rumahnya mengalami kerusakan cukup parah. Beruntung saat kejadian, rumah dalam kondisi kosong.
“Saya sedang di Denpasar. Biasanya hari Sabtu, dapat saja pulang kampung. Kebetulan kemarin tidak. Sekitar jam 21.00 malam itu saya dapat telepon dari keluarga di rumah,
kalau rumah saya kena senderan jebol. Maunya saya tadi malam pulang kampung, tapi karena jalannya lumpuh, terpaksa baru tadi pagi pulang,” kata Pasek.