Banjir Curhat Dari Jemaah Haji, Ini Reaksi Menteri Agama
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendapat curhat dari jemaah haji Indonesia. Curhat itu terkait belum adanya kepastian nasib keluarga mereka yang belum kembali setelah terjadi peristiwa Mina. Lukman pun memberikan penjelasan berkaitan hal itu.
“Untuk menyatakan seseorang itu wafat, harus berdasarkan kesaksian yang bisa dipertanggungjawabkan. Tentu pertanggungjawaban secara medis bahwa seseorang memang betul-betul telah wafat,” kata Lukman, Sabtu (26/9).
Menurut Lukman, informasi terkait jemaah wafat tidak cukup mengandalkan pengakuan pihak keluarga. Sebab, harus ada indikasi bahwa yang bersangkutan wafat.
“Selama tidak bisa dijelaskan indikasinya, maka itu sulit bagi kami untuk mengatakan bahwa yang bersangkutan wafat,” ucapnya.
Lukman menyatakan, secara yuridis, pernyataan seseorang tentang jemaah wafat harus bisa dipertanggungjawabkan. Apalagi ini menyangkut peristiwa luar biasa dan terjadi di luar negeri.
Karenanya, data jemaah wafat harus didasarkan pada hasil pemeriksaan pihak otoritatif yakni petugas kesehatan. “Oleh karena itu, pemerintah harus menahan diri sampai adanya pihak yang memiliki otoritas menyatakan bahwa seseorang wafat atau tidak,” ujar Lukman.
Ia menjelaskan, Pemerintah Indonesia kesulitan untuk mengakses informasi di rumah sakit. Meski demikian, pemerintah aka berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan penelusuran terhadap sejumlah jemaag yang belum kembali ke kloternya masing-masing.
“Bagaimanapun juga Pemerintah Saudi Arabia mempunyai regulasi sendiri, punya tradisi, budaya, serta tatacaranya dalam mengatasi hal-hal seperti ini,” ungkap Lukman. (gil/jpnn)