Banjir di Sumut dan Sumbar, Puluhan Orang Meninggal Dunia
Bupati telah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor di Kab Mandailing Natal Sumatera Utara selama 7 hari (12-18 Oktober 2018). “Kebutuhan mendesak adalah bahan makanan pokok dan alat berat,” jelasnya.
Hujan juga menyebabkan longsor di beberapa daerah di Kota Sibolga, Sumut, Kamis (11/10) pukul 16.30. Longsor menyebabkan empat orang meninggal dunia, satu luka berat, dan tiga luka ringan. Kerugian material meliputi 25 rumah rusak berat, empat unit rumah rusak sedang dan sekitar 100 rumah terendam banjir dengan tinggi 60-80 centimeter.
Sementara itu, banjir bandang juga terjadi di Nagari Tanjung Bonai, Jorong Kalo-Kalo, Jorong Ranah Batu di Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada Kamis (11/10) pukul 20.30 WIB. Banjir bandang menyebabkan empat orang meninggal dunia dan tiga hilang. Terdapat korban anak-anak atas nama Anis (2,5) dan W.Efendi (10) yang hanyut akibat banjir bandang. Korban meninggal lain adalah Roni (30) dan Yerinda (56). Sedangkan 3 korban hilang adalah Erizal (55), Daswirman (58) dan Yusrizal (45).
Selain itu, terdapat enam orang luka-luka, enam unit rumah rusak berat, tiga kedai rusak berat, satu ruko rusak berat dan dua jembatan rusak berat. BPBD Tanah Datar bersama TNI, Polri, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan evakuasi dan pencarian korban. Pencarian dilakukan menyusuri sungai yang ada. Alat berat digunakan untuk membantu pencarian korban dan membersihkan lumpur.
Bupati Tanah Datar telah menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari (12-18 Oktober 2018). Pembukaan dapur umum untuk relawan dan masyarakat terdampak telah didirikan.
Beberapa wilayah di Kabupaten Pasaman Barat juga terjadi longsor dan banjir pada Kamis (11/10) pukul 19.30. Wilayah yang mengalami bencana adalah Kecamatan Pasaman, Ranah Batan, Koto Balingka, Sei Beremas, Lembah Melintang, Gunung Tuleh, Talamau, Sasak dan Kinali.
Korban satu orang meninggal dunia dan dua hilang. Kerusakan meliputi sekitar 500 unit terendam banjir, tiga unit jembatan gantung roboh dan dua unit rumah hanyut. BPBD Kabupaten Pasaman Barat bersama aparat lain melakukan penanganan darurat.
“BPBD menyalurkan bantuan logistik untuk korban terdampak. Kebutuhan mendesak alat berat, sembako, selimut dan pakaian. Bupati telah menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari (11-17/10/2018),” pungkas Sutopo.(boy/jpnn)