Banjir Mengancam, Pengerukan Kali Harus Diteruskan
jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah pihak mendorong pengerukan sungai di Jakarta dilanjutkan. Terlebih ancaman banjir masih menghantui ibu kota, dengan banyaknya aliran sungai yang tertimbun lumpur.
“Kami setuju pengerukan sungai dilanjutkan,” ujar anggota DPRD DKI Jakarta T Hadiawan, Senin (24/9).
Hadiawan menilai, sejumlah sungai seperti Kali Bangleo di Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara, mengalami penyempitan akibat diuruk warga. Dia menyebut, lebar Kali Bangleo yang semula 6 meter, kini tinggal tersisa 1 meter. “Jika tidak segera dikeruk penyempitan kali ini dapat memicu terjadinya banjir,” katanya.
Sementara itu, proyek pengerukan kali atau Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) yang mandek sejak 2009, kini tengah diupayakan kembali oleh Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kepala BBWSCC Bambang Hidayah mengatakan, pihaknya tengah mengupayakan pinjaman Bank Dunia untuk melanjutkan proyek penanganan banjir di Ibu Kota itu.
"Sementara ini yang kami perjuangkan itu JEDI dulu, dana dari Bank Dunia kami masih nunggu, kalau cair kami langsung lelang untuk pengerjaan," kata Bambang pada wartawan di Jakarta Timur, Jumat (21/9) lalu.
Bambang mengatakan pihaknya masih menunggu Bank Dunia mencabut Surat Tidak Adanya Keberatan (no objection letter) yang selama ini menghambat pinjaman cair. Pinjaman yang rencananya akan diajukan ke Bank Dunia pada tahap pertama senilai Rp 100 miliar.
"Untuk tahap pertama kami pengadaan pompa berkapasitas 50 meter kubik sebanyak empat buah di Kali Sentiong kemudian perbaikan turap-turap," kata Bambang.