Bank Dunia Biangnya Krisis
Rabu, 15 Oktober 2008 – 14:28 WIB
‘’Keuangan Internasional menjadikan utang sebagai alat untuk mengintervensi kebijakan negara selatan termasuk Indonesia yang mendorong liberalisasi keuangan, ekstraksi kekayaan alam dan konsentarasi kekayaan pada segelintir orang serta penghisapan ekonomi negara selatan oleh negara utara dan perusahaan transnasional. Hal tersebut telah mendorong pola pembangunan neoliberal yang menyebabkan terjadinya krisis finansial dan pangan,’’katanya.
Extractive Industries Review (EIR), yang merupakan komisi evaluasi independen dari aktivitas-aktivitas Bank Dunia di sektor ekstraktif, merekomendasikan bahwa Bank Dunia harus segera menghentikan utang untuk program-program batubara dan keluar dari proyek-proyek utang untuk minyak pada tahun 2008. Akan tetapi, justru utang Bank Dunia untuk proyek-proyek minyak meningkat hingga 93% dari US$450 Juta ke US$869 Juta dari tahun keuangan 2005 ke 2006.