Bank Dunia Yakin Indonesia Bakal Atasi Tekanan
jpnn.com - JAKARTA - Ekonomi Indonesia tidak sedang dalam kondisi terbaiknya. Pertumbuhan yang melambat, inflasi tinggi, Rupiah melemah, dan transaksi berjalan (current account) defisit. Namun, Bank Dunia menilai Indonesia masih cukup kuat untuk mengatasi tekanan-tekanan tersebut.
Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan, dalam satu dekade terakhir, Indonesia sudah melakukan transformasi ekonomi yang mengesankan berkat fondasi makroekonomi yang kuat dan fiskal yang terjaga. "Jadi, Bank Dunia percaya Indonesia bisa mengatasi tekanan dan bertahan dari gejolak eksternal," ujarnya, Jumat (8/11).
Ekonom dengan pengalaman lebih dari 20 tahun bekerja di bidang pembangunan di lebih dari 30 negara ini mengatakan, Indonesia kini memiliki semua syarat yang diperlukan untuk mengembangkan kapasitas ekonominya. Stabilitas makro ekonomi, besarnya penduduk usia produktif, serta sumber daya alam adalah beberapa diantaranya. "Tapi, seperti negara berkembang lainnya, Indonesia juga punya tantangan berat," katanya.
Peraih gelar Doktor bidang ekonomi dari Ohio State University ini memang berpengalaman di negara-negara berkembang. Sebelum menjadi Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia menggantikan Stefan G. Koeberle, Chaves adalah Direktur Pengentasan Kemiskinan dan Manajemen Ekonomi Bank Dunia untuk kawasan Amerika Latin dan Karibia, yang memiliki tantangan pembangunan serupa dengan Indonesia.
Apa saja tantangan itu" Chaves menyebut, kesenjangan ekonomi, akses pendidikan yang belum merata, infrastruktur kesehatan, air bersih, dan layanan dasar lainnya. "Selain itu tentu saja kemiskinan. Meski Indonesia berhasil mengurangi angka kemiskinan, tapi jumlah penduduk miskin masih mencapai 100 juta orang," sebutnya.
Tantangan ekonomi lainnya adalah pertumbuhan ekonomi yang melambat. Menurut Chaves, meski ekonomi Indonesia masih tangguh, namun beberapa indikator harus mendapat perhatian. Misalnya, pelemahan investasi, defisit neraca perdagangan, serta depresiasi Rupiah. "
"Saat ini, ekonomi Indonesia tengah menyesuaikan diri dengan ketidakpastian jangka pendek. Namun proyeksi pertumbuhan negara ini tidak perlu diragukan lagi. Terutama bila rencana jangka panjang dan kebijakan publik dapat meningkatkan investasi, serta juga perluasan keterampilan tenaga kerja dan infrastruktur," urainya.
Pada kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini merupakan sesuatu yang disengaja. Tujuannya, untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan. "Pilihannya kan memang menurunkan impor, maka BI (Bank Indonesia) juga menaikkan tingkat bunga (BI Rate)," ujarnya.