Bantuan Darurat Bagi Penyintas Agresi Gaza Terus Mengalir, GFI: Perkuat Solidaritas
"Melalui solidaritas Indonesia untuk Palestina, kami berharap tidak ada lagi konflik, peperangan, serta kekerasan Israel di atas tanah Palestina. Tidak ada lagi korban, luka dan air mata," ucap Faruq Naufal.
Sebagai informasi, warga Gaza memerlukan bantuan pangan, layanan kesehatan, khususnya bagi anak dan kelompok rentan. Bantuan psikososial untuk mengurangi trauma, dan layanan pendidikan.
Di sisi lain, sebagai akibat dari pemutusan saluran energi oleh pemerintah Israel, saat ini pasokan listrik ke Gaza hanya cukup untuk 2—3 jam per harinya. Hal ini tentu akan membawa dampak besar bagi layanan darurat kesehatan untuk para penyintas kekerasan Israel di Palestina.
Kondisi di atas diperburuk oleh kenyataan bahwa akses air bersih juga terputus yang bisa membahayakan segenap masyarakat Palestina.
Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Stéphane Dujarric mengatakan bahwa saat ini banyak orang tidak memiliki akses ke listrik dan internet. Mereka akan segera kehabisan persediaan makanan dan air yang penting untuk kehidupan mereka.
"Kerusakan fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan telah mengganggu layanan bagi lebih dari 400 ribu orang,” kata Dujarric sebagaimana dikutip dari BBC.
Dia menambahkan pembangkit listrik Gaza sekarang menjadi satu-satunya sumber listrik dan bisa kehabisan bahan bakar dalam beberapa hari.
"Golden Future Indonesia mengajak dan perkuat solidaritas untuk pembebasan serta perdamaian Palestina," pungkas Faruq Naufal. (esy/jpnn)