Banyak Lulusan Australia Mengaku Pekerjaan Mereka Tak Sesui Ilmu yang Dipelajari
Tapi mereka yang fokus dengan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) di Australia, seperti lulusan dari jurusan sains dan matematika memiliki prospek pekerjaan yang lemah untuk 'short term' dengan 64,6 persen mendapat pekerjaan penuh waktu empat bulan setelah wisuda.
Sepertiga lulusan psikologi juga kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Di tingkat pasca-sarjana 2018 ditemukan meski gelar sarjana meningkatkan prospek pekerjaan dan gaji, terutama untuk pasca-sarjana, ada jumlah yang besar dari lulusan yang tidak menggunakan keterampilan mereka di universitas saat mendapat pekerjaan.
Hanya 57 persen dari lulusan S1 yang bekerja penuh waktu merasa kualifikasi mereka sesuai dengan pekerjaan saat ini.
5 jurusan teratas yang mendapat pekerjaan penuh waktu di 2018
- Farmasi — 97,2 persen
- Kedokteran — 94,9 persen
- Rehabilitasi — 89,3 persen
- Kedokteran Gigi — 86,8 persen
- Kedokteran Hewan — 84,7 persen
5 jurusan terendah yang mendapat pekerjaan penuh waktu di 2018
- Seni Kreatif — 52,2 persen
- Pariwisata, Hospitality, Olahraga dan Rekreasi — 59,6 persen
- Komunikasi — 60,5 persen
- Sosial dan budaya — 64,3 persen
- Psikologi — 64,5 persen
Secara keseluruhan, 39 persen dari S1 yang bekerja penuh dan paruh waktu merasa keterampilan dan pendidikan mereka tidak sepenuhnya dimanfaatkan.
Dari angka-angka tersebut jelas terlihat bahwa banyak lulusan dari jurusan yang memiliki prospek kerja lebih rendah akhirnya bekerja di bidang yang berbeda sama sekali.
Jadi seberapa manfaatkah gelar sarjana dalam jangka panjang untuk mendapat pekerjaan penuh waktu dan bayaran yang bagus?