Banyak Pasien Berpenyakit Parah di Australia Enggan Bicarakan Kematian
Menurut beberapa dokter paling senior di Australia, benua ini tengah mengembangkan budaya menyangkal kematian yang perlu diubah.
Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh perguruan ‘Royal Australasian College of Physicians’ menemukan bahwa hanya 17% dari dokter yang percaya bahwa dokter selalu menyadari preferensi terkait kematian dari pasien mereka.
Kurangnya diskusi tentang hal-hal seperti itu adalah salah satu dari sejumlah masalah yang dibahas oleh sekitar 1.000 dokter di kongres tahunan mereka di Adelaide.
"Kita semua akan mati dan masih ada periode di mana kita tak bisa benar-benar memperpanjang hidup lagi," ujar Presiden ‘outcoming’ di ‘Royal Australasian College of Physicians’, Profesor Nick Talley.
"Ada sedikit budaya menantang maut, satu hampir bisa percaya, beberapa orang bahkan percaya bahwa mereka tak akan mati," ungkapnya.
Sementara Presiden ‘incoming’ di perguruan tersebut, yakni Catherine Yelland, bersikeras berpendapat bahwa ada banyak manfaat dari perencanaan perawatan di penghujung usia.
"Ini berarti bahwa kami bisa mencoba untuk memenuhi keinginan pasien sebanyak mungkin, bahwa kami benar-benar mengerti apa yang mereka inginkan, bagaimana mereka ingin mati, di mana mereka ingin mati," jelasnya.
Catherine menerangkan, "Ini juga berarti bahwa keluarga mereka menyadari bahwa ini akan terjadi dan bisa mempersiapkan untuk hal itu, dan juga bisa menghargai keinginan seseorang atas metode pengobatan mereka dan bagaimana sebaik apa keluarga bisa membantu dengan hal itu."