Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Banyak Tawaran dari Perusahaan Besar, Setia jadi Honorer

Jumat, 10 Agustus 2018 – 00:30 WIB
Banyak Tawaran dari Perusahaan Besar, Setia jadi Honorer - JPNN.COM
Agustina Dewi Susanti menunjukkan salah satu buku karyanya yang berjudul Repihan Terakhir Kamis (2/8). Foto: IMAM NASRODIN/RADAR MALANG

”Secara matematika memang kecil (gaji guru honorer), tapi ada sesuatu yang nggak bisa didapatkan di profesi lain. Jadi guru itu ilmunya lebih bermanfaat,” terangnya.

Agustin juga tak hanya mengajar siswa, tapi juga ikut membantu dalam kegiatan di sekolah, seperti kegiatan Pramuka. Juga membantu kegiatan lain yang bersifat melibatkan siswa dan guru.

”Ngajar itu nggak harus melulu soal pelajaran, ikut kegiatan sekolah juga termasuk belajar. Belajar ngajari anak-anak dalam menjaga kekompakan misalnya,” ungkap alumnus SMAN 1 Kota Batu ini.

Selain aktif di kegiatan Pramuka, Agustin juga aktif menulis buku. Total sudah ada 7 buku yang dia hasilkan. Rinciannya, dua novel dan lima karya lainnya berupa buku pelajaran.

”Buku pertama terbit pada 2012. Judulnya Galang The Scout, novel untuk anak-anak,” ucapnya. Sedangkan untuk novel lainnya berjudul Repihan Terakhir.

Sedangkan lima buku pelajaran itu berjudul Yuk..! Kebut Semalam Kuasai Matematika, Matematika Dekat dengan Kita, Aurora: Ensiklopedia Fenomena Alam, Ensiklopedia Columnar Basalt, Genius Pocket Book Kimia untuk SMA Kelas X, XI, XII.

Novel anak dipilih karena masih relatif sedikit buku yang khusus anak-anak waktu itu. Jadi, dia ingin memberikan pegangan bagi para ibu yang memiliki anak hobi membaca. ”Harus disesuaikan dengan umurnya, jangan sampai anak-anak membaca buku novel untuk masyarakat umum,” imbuh alumnus SMPN 1 Kota Batu ini.

Sedangkan buku pelajaran yang dia buat juga bukan tanpa alasan. Agustin sadar betul pelajaran yang dia emban menjadi ”momok” bagi sebagian besar siswa, yaitu kimia. Apalagi bahasa di dalam buku-buku pelajaran yang ada itu terlalu formal sehingga terasa berat bagi para siswa.

Agustina Dewi Susanti tak tergiur untuk bekerja di perusahaan besar dan tetap setia menjadi guru honorer.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News