Banyak Teman Kuatkan Memori Otak
jpnn.com - INI kabar gembira bagi orang-orang yang mempunyai banyak teman. Berdasarkan sebuah studi, orang yang banyak teman selain dianggap anak gaul ternyata memiliki koneksi otak yang lebih baik ketimbang orang yang hanya punya satu atau dua teman saja.
Temuan ini dijelaskan tim peneliti dari Oxford University yang menanyai 18 pria dan wanita tentang jumlah banyak teman yang mereka temui dan teman yang mereka ajak bicara di telepon atau via email dalam sebulan belakangan. Ternyata, rata-rata setiap partisipan mengontak sekitar 20 teman dalam kurun sebulan belakangan.
Namun beberapa di antaranya mengaku berkomunikasi dengan lebih dari 40 teman sekaligus. Ada juga yang hanya melakukan kontak dengan 10 teman saja.
Kemudian setelah otak partisipan dipindai, hasilnya menunjukkan hampir separuh bagian otak partisipan yang punya banyak teman terlihat lebih besar daripada bagian otak partisipan yang punya beberapa teman saja. Dan terbukti, semakin banyak teman yang mereka miliki maka makin besar bagian otak yang dimaksud.
Salah satu bagian otak yang berkaitan dengan kemampuan bersosialisasi adalah anterior cingulate cortex. Dari pemindaian otak partisipan terlihat koneksi antara anterior cingulate cortex dengan bagian otak lainnya -terutama yang berfungsi mencatat rekam jejak tentang apa yang orang lain lakukan, pikirkan dan rasakan- ternyata terlihat lebih kuat pada para sosialita.
"Pada orang-orang yang pandai bersosialisasi, mungkin kuatnya koneksi di dalam otak menyebabkan komunikasi antarbagian otaknya begitu lancar sehingga proses mengolah informasinya jadi lebih efisien dan lebih cepat," kata peneliti MaryAnn Noonan seperti dilansir laman Daily Mail, Selasa (26/11).
Temuan ini juga memastikan hasil riset peneliti terhadap sekumpulan monyet, dan keduanya menunjukkan fakta yang sama. Hal ini membuat peneliti menduga jika orang-orang yang lebih pandai bersosialisasi bukannya terlahir dengan otak yang lebih terkoneksi sehingga mereka mudah mencari teman.
Peneliti percaya orang yang punya banyak teman menggunakan bagian otak tertentu lebih sering daripada lainnya, sehingga mereka dapat mempertahankan pertemanan atau tetap bisa bertahan meski berada di tengah-tengah masyarakat yang tuntutan sosialnya tinggi.