Banyak yang Melawan Kehadiran Mobil Listrik
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengakui bukan perkara mudah untuk menghidupkan mobil listrik di Indonesia. Terlebih di era teknologi yang semakin canggih dan modern ini.
Meski begitu, hal tersebut tak menjadi penghalang untuk membuat mobil listrik. Terbukti Dahlan hadir kembali dengan mobil sport yang diberi nama 'Selo'.
Dalam mengembangkan mobil listrik, diakuinya ada banyak pihak yang menghadang dan melawan. Bahkan Dahlan menyebut salah satu perlawanan terhadap mobil listrik adalah dengan munculnya mobil murah.
"Ya tentu persaingannya banyak, itu salah satunya, kalau dilawan pastilah harus dilawan," ujar Dahlan ketika berbincang dengan personil Slank di Teater Salihara, Jakarta, Kamis (31/10).
Kejadian seperti ini kata Dahlan juga pernah dialami di Amerika. Negara Paman Sam tersebut juga dihadang banyak kepentingan dalam mengembangkan mobil listrik. Hal ini tergambar jelas dalam film 'Who killed the electric car'.
"Sama saja ada perlawanan seperti di Amerika itu, seperti film itu (Who killed the electric car). Kalau ada yang pernah nonton film itu pasti tahu," pungkas bekas Dirut PLN ini.
Dalam film berdurasi 1,5 jam itu, diungkapkan beberapa kendala perkembangan mobil listrik yang terlalu kompleks. Pembuat film dokumenter tersebut, Chris Paine mengungkapkan bahwa pada tahun 1996 lalu, mobil listrik sudah mulai muncul di California, Amerika Serikat.
Selain tidak berisik, kecepatannya pun bisa dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak. Namun, 10 tahun kemudian, mobil tersebut hilang dari peredaran. Nah dalam film ini, diungkapkan beberapa pihak yang bersalah dalam 'membunuh' mobil listrik tersebut. (chi/jpnn)