Ini Alasan Basarnas Menggunakan Aquaeye untuk Pencarian Orang Tenggelam
“Ini Aquaeye kita pakai dan cocok. Alatnya seperti senter di malam hari, langsung keliatan kalau itu manusia di dalam air.
Itu hasil inovasi, alat pencari ikan sebenarnya,” lanjut Henri.
Setelah mempelajari Aquaeye, kemudian Henri mempelajari alat tersebut dan dipasang agar dapat mendeteksi anomali yang ada di dalam air.
“Itu kita pakai kita pasang untuk bisa mendeteksi anomali air. Dengan alat itu bisa mendeteksi, mana buaya mana ikan, dan manusia bisa tau,” jelasnya.
Mengapa Henri begitu memperhatikan hal ini, karena 80 bahkan 90 persen kejadian di perairan yang ditangani tim SAR adalah orang tenggelam.
"Alat pendeteksi sangat diperlukan untuk mempercepat mencari korban tenggelam. Saat ini, jumlah alat deteksi orang tenggelam sebanyak 130 unit di Indonesia. Kemarin kita beli 50 unit, sekarang ditambah 80 unit," bebernya.
Eks Danlanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru ini menyatakan, bahwa Indonesia yang pertama kali memakai Aquaeye untuk mencari orang tenggelam.
"Alat ini sudah terbukti bisa cepat menemukan orang tenggelam. Jadi, tidak perlu menunggu tiga hari orang mengapung baru kita cari. Kalau dengan alat ini, begitu ada orang tenggelam kita cari, bisa langsung ditemukan. Seperti di Jakarta sudah berkali-kali (korban tenggelam) ketemu pakai alat ini," kata Henri.